YOGYAKARTA - Baru-baru ini, istilah sedimen dan pasir laut sering muncul dalam bernagai pemberitaan, terutama terkait isu lingkungan dan ekonomi. Namun tahukan kalian apa perbedaan sedimen dan pasir laut?
Banyak yang masih bingung dengan perbedaan keduanya. Padahal, memahami perbedaan ini sangat penting untuk memahami kebijakan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Artikel ini akan menjelaskan secara rinci perbedaan sedimen dan pasir laut, serta bagaimana implikasinya bagi kehidupan kita.
Apa Perbedaan Sedimen dan Pasir Laut?
Dilansir dari laman Yayasan Manoa Hawaii, kata sedimen adalah istilah umum untuk partikel mineral, misalnya butiran pasir, yang terbentuk oleh pelapukan batuan dan tanah serta diangkut oleh proses alami, seperti air dan angin.
Dalam urutan ukuran yang menurun, sedimen meliputi bongkahan batu, kerikil, pasir, dan lanau. Saat menggunakan skala Wentworth, zat penyusun sedimen tidak termasuk dalam klasifikasi. Misalnya, istilah pasir digunakan untuk sedimen dengan ukuran butiran antara 0,25 mm dan 2 mm diameternya, baik yang terbuat dari granit maupun silika.
Sedimen dengan ukuran butiran yang lebih kecil diklasifikasikan sebagai lanau atau lumpur, dan sedimen dengan ukuran butiran yang lebih besar diklasifikasikan sebagai kerikil atau bongkahan batu.
Namun perlu Anda ketahui, tidak semua sedimen di pantai diklasifikasikan sebagai pasir! Misalnya, butiran kerikil (diameter 2–4 mm) umum ditemukan di pantai berpasir, tetapi terlalu besar untuk diklasifikasikan sebagai pasir.
Sebelum melanjutkan, baca juga artikel yang membahas Ekspor Sedimen Laut Dapat Merugikan Indonesia dalam Jangka Panjang
Sementara itu, dilansir dari Cfloworld, pasir laut yang juga dikenal sebagai pasir lepas pantai telah digunakan di daerah pesisir di banyak negara. Di Asia, di mana daerah pesisir kaya akan pasir laut, pasir laut sudah banyak digunakan dalam konstruksi beton lokal.
Namun menariknya, pasir laut memiliki kelebihan klorida karena pengendapannya di air garam dan karenanya perlu diolah sebelum digunakan.
Pasir laut umumnya cocok untuk membuat beton untuk pondasi dan sub-base dan pengujian telah menunjukkan bahwa bahkan beton bertulang dapat dibuat dari pasir ini. Namun, secara ekonomi industri konstruksi sangat enggan menerimanya.
Telah dikemukakan bahwa kandungan cangkang dalam pasir laut tidak memiliki efek buruk pada kekuatan beton.
Namun penelitian lebih lanjut telah menunjukkan bahwa cangkang di atas 5 mm memang memengaruhi kemampuan pengerjaan sampai batas tertentu, tetapi cangkang di bawah 5 mm tidak menunjukkan pengurangan yang signifikan. Dalam konteks ini, pasir laut tidak menjadi penghalang untuk beton.
Berasal dari mana pasir laut?
Dilansir dari ocean service, pasir laut berasal dari berbagai lokasi, sumber, dan lingkungan. Pasir terbentuk saat batuan pecah akibat pelapukan dan erosi selama ribuan bahkan jutaan tahun. Batuan membutuhkan waktu untuk terurai, terutama kuarsa (silika) dan feldspar.
Batuan yang sering kali bermula ribuan mil dari laut, perlahan-lahan bergerak ke sungai dan aliran air, terus-menerus pecah di sepanjang jalan. Begitu sampai di laut, batuan tersebut semakin terkikis akibat aksi gelombang dan pasang surut yang terus-menerus.
Selanjutnya, warna cokelat keemasan pada sebagian besar pantai berpasir adalah hasil dari oksida besi, yang mewarnai kuarsa menjadi cokelat muda, dan feldspar (yang berwarna cokelat hingga cokelat keemasan dalam bentuk aslinya).
Sementara itu, pasir hitam berasal dari material vulkanik yang terkikis seperti lava, batuan basal, dan batuan serta mineral berwarna gelap lainnya, dan biasanya ditemukan di pantai-pantai di dekat aktivitas vulkanik. Pantai berpasir hitam umum ditemukan di Hawaii, Kepulauan Canary, dan Kepulauan Aleut.
Sedimen dan pasir laut sendiri menjadi topik pembicaraan hangat setelah Presiden Indonesia, Joko Widodo, melalui Kementerian Perdagangan (Kemendagri) secara resmi telah membuka kembali pasar ekspor pasir laut setelah merilis dua peraturan baru.
BACA JUGA:
Meskipun langkah ini telah menarik perhatian publik, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa komoditas yang diekspor bukanlah pasir laut, melainkan sedimen laut.
Selain perbedaan sedimen dan pasir laut, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya!