JAKARTA - Divisi Intelijen dan Komunikasi Strategis Markas Besar Angkatan Bersenjata Malaysia menerangkan insiden penyerangan oleh warga sipil terhadap dua kendaraan militer dari Malaysia Battalion 850-11 (Malbatt 850-11) di Lebanon.
Peristiwa terjadi saat dua kendaraan Malbatt 850-11 Fitted For Radio (FFR) yang ditumpangi tiga petugas dan tujuh anggota barisan lainnya dalam perjalanan kembali ke Kamp Marakah.
Konvoi dua kendaraan itu dilakukan setelah menyelesaikan tugas perlindungan pasukan di Kamp Shama, Markas Pasukan Interim Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL).
Saat kendaraan melewati jalur Tes Road-Burj Al Qibli di kota Tirus, terjadi kemacetan yang luar biasa.
Banyak warga sipil yang sedang mengatur lalu lintas di mana banyak ambulans dan mobil pemadam kebakaran melintas dari kedua arah.
Tiba-tiba, sekelompok warga sipil bertindak agresif dan berusaha menghentikan kedua kendaraan Malbatt.
Hampir 30 warga sipil kemudian melemparkan batu dan menyayat seluruh ban kendaraan Malbatt menggunakan senjata tajam.
Untuk menghindari kejadian yang lebih buruk, ketua pergerakan memerintahkan kedua kendaraan untuk berhenti di pinggir jalan yang aman dan tetap berada di dalam kendaraan menunggu bantuan.
BACA JUGA:
Dilansir ANTARA, Jumat, 20 September, Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF) tiba di lokasi dan selanjutnya berhasil mengendalikan situasi.
LAF, juga membantu mengoordinasikan “loader” untuk membawa kembali kendaraan dan anggota Malbatt ke Kamp Marakah.
Seluruh anggota dan kendaraan mereka tiba di Kamp Marakah dengan selamat pada pukul 19.39 waktu Lebanon (pukul 00.39 WIB).
Tidak ada korban luka yang diderita petugas Malbatt dan anggota yang terlibat, namun kedua kendaraan mengalami beberapa kerusakan.
Malbatt 850-11 akan melanjutkan tugas rutin sebagaimana diamanatkan UNIFIL.
Angkatan Bersenjata Malaysia meminta seluruh pihak untuk tidak membuat spekulasi apapun atas kejadian yang dapat mencerminkan citra mereka khususnya dan Kementerian Pertahanan Malaysia pada umumnya.