Bagikan:

JAKARTA - Maroko menangkap 152 orang atas tuduhan menggunakan media sosial untuk menghasut upaya migrasi ilegal massal ke  Ceuta di Spanyol.

Dalam beberapa hari terakhir, ribuan pemuda Maroko bergegas ke kota Fnideq di utara, yang berbatasan dengan Ceuta, untuk mencoba menyeberang.

Upaya mereka digagalkan oleh pasukan keamanan terbesar yang pernah terjadi di kota tersebut, menurut aktivis hak asasi manusia di sana.

“Semua upaya telah digagalkan,” kata juru bicara Mustapha Baitas pada konferensi pers dilansir Reuters, Jumat, 20 September.

“Sekitar 3.000 orang mencoba melakukan migrasi ilegal,” imbuhnya.

Dua daerah di Spanyol yakni Ceuta dan Melilla, berbagi satu-satunya perbatasan darat antara Uni Eropa dan Afrika.

Spanyol secara sporadis mengalami gelombang upaya penyeberangan yang dilakukan para migran yang mencoba mencapai Eropa.

Maroko dan Spanyol telah memperkuat kerja sama mereka dalam mengatasi migrasi ilegal sejak Madrid mendukung rencana otonomi Maroko di Sahara Barat yang disengketakan pada tahun 2022.

Video yang dibagikan oleh media lokal menunjukkan anak-anak muda melemparkan batu ke arah pasukan keamanan saat mereka dicegah mendekati perbatasan Ceuta.

“Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan,” kata Baitas.