JAKARTA - China kembali membuat negara lain 'gerah' dengan klaim sepihak. Kali ini, giliran Samgyetang, kuliner khas Korea Selatan yang diklaim dan membuat warga Negeri Gingseng menganggapnya sebagai provokasi budaya.
Ini bermula saat Baidu, situs pencarian China seperti Google, pada Selasa 30 Maret menggambarkan Samgyetang digambarkan sebagai hidangan sup ayam yang berasal dari Provinsi Guangdong, China, yang kemudian diperkenalkan ke Korea.
Tak hanya itu, Baidu juga menambahkan, hidangan tersebut kemudian menjadi salah satu hidangan paling ikonik yang dicintai oleh anggota keluarga kerajaan Korea.
Klaim yang dengan tegas disebut salah. Administrasi Pembangunan Pedesaan Korea Selatan menerangkan, orang Korea telah membuat sup dengan ayam setidaknya sejak era Joseon.
Samgyetang populer di kalangan orang Korea kaya selama masa kolonial Jepang dan mereka menikmati sup ayam dengan bubuk ginseng. Ini menjadi lebih populer di kalangan orang biasa setelah tahun 1960-an.
Prof Seo Kyung-duk dari Universitas Wanita Sungshin, seorang yang memproklamirkan diri sebagai 'humas' untuk Korea, yang secara sukarela mengoreksi pemahaman yang tidak akurat tentang sejarah Korea di luar negeri, mengatakan, dia mengirim email keluhan ke Baidu, mendesak portal untuk merevisi informasi yang salah tentang makanannya.
"Baidu telah menimbulkan kontroversi dengan memutarbalikkan sejarah dengan Samgyetang, seperti yang terjadi dengan Kimchi baru-baru ini. Jadi saya segera mengirim email ke Baidu yang mengatakan, China bahkan tidak menggunakan Harmonized System (HS) atau nama dan nomor internasional yang ditunjuk untuk produk yang diperdagangkan," paparnya, melansir Koreatimes.
"Untuk Samgyetang, Korea mengklasifikasikan makanan dengan nomor 1602.32.1010," lanjutnya seraya menggaris bawahi, dia mendesak situs web untuk merevisi informasi untuk memberikan informasi yang tepat kepada netizen China.
Beberapa orang Korea Selatan mengklaim bahwa seharusnya tidak ada masalah, karena Samgyetang hanyalah hidangan Korea Selatan. Seharusnya tidak ada perselisihan tentang asal muasal makanan tersebut, karena dibuat di Korea Selatan. Semakin banyak kontroversi menyebar, semakin membantu orang China mengklaim bahwa makanan tersebut adalah milik mereka.
Kontroversi itu muncul setelah situs web dan influencer China juga mengklaim beberapa hidangan Korea sebagai milik mereka selama beberapa bulan terakhir.
Surat kabar Global Times milik Pemerintah China tahun lalu mengklaim, Negeri Tirai Bambu telah memimpin standar internasional untuk acar sayuran, termasuk kimchi, menyusul persetujuan makanan acar, paocai, oleh Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO).
BACA JUGA:
Meskipun paocai dalam bahasa China mengacu pada hidangan China yang berbeda dari kimchi, yang juga dapat dibaca sebagai paocai dalam bahasa China, media menulis cerita seolah-olah keduanya sama, yang membuat marah banyak orang Korea dan media Korea karena mencuri aset budaya.
Tahun lalu, Baidu juga mengklaim bahwa kimchi dibuat di China. Situs web tersebut menghapus klaim tersebut setelah Seo mengajukan keluhan, tetapi kemudian menambahkannya lagi.