JAKARTA – Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump selamat setelah penembakan terjadi di lapangan golf-nya di West Palm Beach, Florida, Minggu waktu setempat. Insiden ini terjadi hanya dua bulan setelah Trump terluka di telinga ketika seorang sniper melepaskan tembakan saat kampanye di Pennsylvania.
Dikutip dari Associated Press (AP), berdasarkan bocoran informasi dari sumber pejabat penegak hukum, pelaku diketahui bernama Ryan Wesley Routh (58) seorang pendukung Partai Demokrat. Dia sempat melarikan diri dari lokasi menggunakan mobil SUV sebelum dibekuk di wilayah lain. Partai Demokrat sendiri diketahui merupakan partai pendukung Kamala Harris, lawan Trump di Pilpres AS saat ini.
Dosen Hubungan Internasional Unair, Agastya Wardhana menilai, meski belum bisa dikonfirmasi sepenuhnya terkait pelaku yang disebut merupakan pendukung Partai Demokrat, insiden tersebut tetap akan mempengaruhi jalannya Pilpres di AS. Seperti halnya penembakan dua bulan silam, insiden itu berpotensi menguntungkan Donald Trump dari sisi popularitas. Terlebih, usai pelaksanaan debat perdana, Harris mengungguli Trump dalam survei nasional.
“Penembakan ini bisa menjadi momentum yang menentukan jalannya Pilpres AS. Sangat susah kalau kita berargumen insiden itu tidak membantu untuk menaikan popularitas Trump. Sama halnya ketika Bulan Juli lalu, bahwa setelah penembakan terjadi, banyak orang kemudian semakin terang-terangan mendukung Trump,” ujar Agas, Senin 16 September 2024.
BACA JUGA:
Menurutnya, dengan posisi tertinggal di survei nasional usai debat perdana, insiden penembakan di Florida berpotensi kembali meningkatkan popularitas sekaligus peluang Trump untuk memenangi pilpres pada tahun ini.
“Tapi itu juga tergantung bagaimana tim kampanye Trump kembali memanfaatkan momentum tersebut. Di Amerika, popularitas itu sangat penting buat menang pilpres, sama seperti di Indonesia. Entah orang suka atau tidak suka dia itu urusan lain. Poin pentingnya adalah orang-orang mungkin semakin memperbincangkan Trump,” terang Agas.
Meski demikian, seperti halnya insiden penembakan di Bulan Juli lalu, penembakan di Florida dianggap tidak akan mendorong Presiden AS ke-45 itu untuk membatasi penggunaan senjata api. Agas mengungkapkan, baik Trump maupun Partai Republik tidak akan mengubah pandangan mereka terkait kepemilikan senjata api oleh masyarakat.
“Baik Trump maupun Partai Republik sama-sama memiliki nilai untuk mempertahankan amandemen kedua konstitusi AS di mana setiap warga berhak untuk memiliki senjata api,” tutup Agas.