Bagikan:

JAKARTA - Rincian tentang riwayat tersangka penembak Donald Trump perlahan-lahan terkuak. Oran, putra dari Routh berbicara kepada media AS, menggambarkannya sebagai sosok ayah yang peduli dan penyayang.

"Saya tidak tahu apa yang terjadi di Florida, dan saya berharap semuanya menjadi tidak proporsional, karena dari sedikit yang saya dengar, sepertinya orang yang saya kenal tidak akan melakukan sesuatu yang gila, apalagi kekerasan," kata Oran dalam sebuah pernyataan kepada CNN dan dikutip VOI, Senin, 16 September.

BBC Verify telah menemukan profil media sosial yang cocok dengan nama itu. Mereka mengindikasikan bahwa Routh menyerukan agar pejuang asing pergi ke Ukraina untuk berperang melawan pasukan Rusia.

Ada pula pesan-pesan pro-Palestina, pro-Taiwan, dan anti-Tiongkok di profilnya, termasuk tuduhan tentang "perang biologis" Tiongkok dan rujukan terhadap virus Covid-19 sebagai "serangan".

Routh, yang tidak memiliki pengalaman militer, mengatakan kepada New York Times pada tahun 2023 bahwa ia telah melakukan perjalanan ke Ukraina segera setelah invasi Rusia pada tahun 2022 untuk mencari rekrutan militer di antara tentara Afghanistan yang melarikan diri dari Taliban.

Ia tampaknya telah terlibat dalam upaya perekrutan baru-baru ini pada musim panas ini, menulis di Facebook pada bulan Juli: "Para tentara, mohon jangan hubungi saya. Kami masih berusaha agar Ukraina menerima tentara Afghanistan dan berharap mendapatkan beberapa jawaban dalam beberapa bulan mendatang... mohon bersabar."

Laporan awal menunjukkan bahwa Routh memiliki catatan kriminal. Menurut sumber CBS, Ryan Routh didakwa dan dihukum atas sejumlah tindak pidana berat di Guilford County di North Carolina antara tahun 2002 dan 2010.

Tindakan pidana tersebut meliputi membawa senjata tersembunyi, melawan penangkapan oleh petugas polisi, mengemudi dengan SIM yang telah dicabut, memiliki barang curian, dan menabrak kendaraan bermotor.