Bagikan:

JAKARTA - Jumlah korban tewas akibat Topan Yagi, tanah longsor serta banjir bandang yang ditimbulkan di Vietnam meningkat menjadi 226 hingga Hari Kamis, kata badan bencana pemerintah, seiring meredanya tekanan banjir di ibu kota Hanoi.

Vietnam terguncang oleh dampak Topan Yagi, badai terkuat yang melanda Asia tahun ini, yang menerjang pantai timur laut Vietnam pada Hari Sabtu pekan lalu.

Lebih dari 100 orang masih hilang, sementara sekitar 800 orang terluka, kata badan tersebut dalam sebuah laporan.

Beberapa distrik di ibu kota Hanoi masih terendam banjir hingga Hari Kamis, tetapi badan cuaca pada sore hari mengatakan tekanan banjir telah mereda, sementara banjir bandang dan tanah longsor terus melanda wilayah-wilayah di Vietnam utara.

"Banyak kesedihan di kota ini dan banyak kekhawatiran hingga malam," kata salah satu CEO Yayasan Anak-Anak Blue Dragon, Skye Maconachie, melansir Reuters 13 September.

"Banyak orang yang hampir tidak memiliki apa pun, telah kehilangan segalanya," tambahnya.

banjir di hanoi
Ilustrasi banjir di Hanoi, Vietnam. (Wikimedia Commons/Narin Lee)

Hanoi sebelumnya mengevakuasi ribuan orang yang tinggal di dekat Sungai Merah yang meluap saat airnya naik ke level tertinggi dalam 20 tahun.

Badan prakiraan cuaca pemerintah mengatakan pada Kamis malam, Sungai Merah telah mencapai puncaknya di Hanoi dan mulai surut.

Di sebelah utara Hanoi, tanah longsor dan banjir parah masih melanda beberapa daerah, media pemerintah melaporkan.

"Saya tidak pernah mengira rumah saya akan terendam air sedalam ini," kata Hoang Van Ty di luar rumahnya di Provinsi Thai Nguyen.

"Pakaian dan perabotan saya semuanya terendam air. Banyak barang juga hanyut, tetapi untungnya saya menutup pintu sehingga tidak ada yang hanyut," tambahnya.

Di Provinsi Lao Cai, pihak berwenang pada Hari Kamis bergegas mencari 55 orang yang hilang dalam banjir bandang yang melanda Desa Nu pada Hari Selasa, lapor Kantor Berita Vietnam.

Banjir bandang menewaskan 46 orang dan melukai 17 lainnya di desa tersebut, lapor kantor berita tersebut, menambahkan sekitar 300 tentara dan 359 pejabat setempat bergabung dalam upaya pencarian dan penyelamatan.

Tanah longsor dan banjir telah menggenangi lebih dari 200.000 hektar sawah padi dan tanaman pangan di seluruh Vietnam utara, kata badan penanggulangan bencana.

Topan tersebut juga mengganggu pasokan listrik dan menerbangkan atap beberapa pabrik di Provinsi Haiphong dan Quang Ninh, sehingga menghentikan produksi.