JAKARTA - Penyediaan senjata Korea Utara telah memperkuat posisi Rusia di Ukraina dengan mengizinkannya menyimpan persenjataannya di dalam negeri, kata pejabat tinggi militer Jerman saat berkunjung ke Korea Selatan pada Hari Senin.
Panglima militer Jerman Jenderal Carsten Breuer mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan menghubungi pemimpin Korea Utara Kim Jong-un untuk meminta senjata jika senjata itu tidak berguna.
"Ini tentang meningkatkan produksi senjata untuk agresi Rusia di Ukraina, ini juga memperkuat Rusia dengan memungkinkan mereka menyimpan persediaan mereka seperti sekarang," kata Jenderal Breuer kepada wartawan di ibu kota Seoul, melansir Reuters 10 September.
Sebelumnya, Ukraina dan Amerika Serikat mengatakan Pemimpin Kim membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina dengan memasok roket dan rudal, sebagai imbalan atas bantuan ekonomi dan bantuan militer lainnya dari Moskow.
Korea Utara telah mengirim sedikitnya 16.500 kontainer amunisi dan material terkait ke Rusia sejak September tahun lalu. Di sisi lain, Rusia telah meluncurkan lebih dari 65 rudal tersebut ke sasaran di Ukraina, kata Robert Koepcke, wakil asisten menteri luar negeri AS, dalam pidatonya minggu lalu.
Sementara itu, Moskow dan Pyongyang telah membantah transfer senjata langsung, yang akan melanggar embargo Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Ketika ditanya apakah ia telah mendesak Korea Selatan untuk secara langsung menyediakan senjata ke Ukraina, Jenderal Breuer mengatakan ia sependapat dengan Ukraina, perangkat antipesawat, kendaraan tempur infanteri dan senjata lainnya akan berguna dalam pertempuran dan bahwa setiap negara harus melakukan semua yang mereka bisa.
BACA JUGA:
Sejauh ini, Korea Selatan telah menyediakan peralatan dan bantuan yang tidak mematikan, tetapi mengatakan tidak berencana untuk mengirim senjata kecuali kerja sama Rusia dengan Korea Utara melewati batas merah yang tidak ditentukan.
"Kami telah memberi tahu Korea Utara, kerja sama keamanan mereka dengan Rusia memiliki implikasi langsung terhadap situasi keamanan kami," kata Duta Besar Jerman untuk Korea Selatan Georg Schmidt.