Bagikan:

JAKARTA - Sebanyak 31 orang tewas dan 100 lainnya luka-luka sejak Pasukan Dukungan Cepat paramiliter (RSF) kembali melakukan serangan di kota Sennar di Sudan tenggara.

Dilansir Reuters, Senin, 9 September, beberapa bagian kota termasuk pasar menjadi sasaran tembakan artileri RSF, kata pengacara yang memantau kasus kematian warga sipil dan pelanggaran kemanusiaan lainnya.

Kemajuan RSF yang sudah menguasai sebagian besar wilayah Sennar dan setidaknya separuh negara itu, melambat di tenggara karena hujan lebat membuat pergerakan menjadi sulit.

Perang dengan tentara Sudan menciptakan krisis kelaparan dan pengungsian internal terbesar di dunia, menewaskan puluhan ribu warga sipil dan menghancurkan sebagian besar infrastruktur dan perekonomian Sudan.

Pengacara darurat mengatakan tentara membunuh sedikitnya empat orang di al-Souki, sebuah kota dekat Sennar, dalam serangan udara. RSF menewaskan satu orang dan melukai 17 orang dalam serangan artileri di el-Obeid, kota lain yang sulit dikuasainya.

Kedua belah pihak yang terlibat dalam perang saudara di Sudan yang telah berlangsung selama 18 bulan telah melakukan pelanggaran yang mungkin merupakan kejahatan perang, kata misi yang diamanatkan oleh PBB menyerukan pasukan penjaga perdamaian dan embargo senjata di seluruh negeri.

Pada Sabtu, Kementerian Luar Negeri Sudan yang berpihak pada militer menolak kedua rekomendasi tersebut, dan menyebut gagasan tentang pasukan penjaga perdamaian internasional sebagai keinginan musuh-musuh Sudan dan hal itu tidak akan terpenuhi.