JAKARTA - Pasukan Dukungan Cepat paramiliter (RSF) menyerang rumah sakit utama yang masih berfungsi di al-Fashir, Darfur Utara, Sudan.
Serangan menewaskan sembilan orang dan melukai 20 orang, menurut seorang pejabat kesehatan setempat dan aktivis.
Dilansir Reuters, Jumat, 13 Desember, pesawat tak berawak menembak rumah sakit tersebut dalam semalam, menghancurkan bangsal, ruang tunggu dan fasilitas lainnya, kata Menteri Kesehatan negara bagian Ibrahim Khatir.
Foto yang mereka bagikan menunjukkan puing-puing berserakan di tempat tidur rumah sakit serta merusak langit-langit dan dinding. RSF mengatakan pihaknya tidak menargetkan warga sipil.
Tentara Sudan dan RSF terlibat konflik selama lebih dari 18 bulan, memicu krisis kemanusiaan yang parah yang menyebabkan lebih dari 12 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka. Sementara badan PBB kesulitan memberikan bantuan.
BACA JUGA:
Al-Fashir adalah salah satu garis depan paling aktif antara RSF dan tentara Sudan serta sekutunya, yang berjuang untuk mempertahankan pijakan terakhir di wilayah Darfur.
Para pengamat khawatir kemenangan RSF di sana akan menimbulkan pembalasan etnis seperti yang terjadi di Darfur Barat tahun lalu.
Kamp Zamzam di dekatnya, yang menurut para ahli merupakan tempat terjadinya kelaparan di antara populasi lebih dari setengah juta orang, juga mendapat serangan artileri RSF selama dua minggu terakhir, yang memaksa ribuan orang meninggalkan kamp tersebut.
Tentara membalas dengan serangan udara yang menargetkan al-Fashir dan kota-kota sekitarnya.
Pekan ini mereka melancarkan salah satu serangan paling mematikan dalam perang tersebut, menewaskan lebih dari 100 orang di kota Kabkabiya.
Di Dewan Keamanan PBB awal pekan ini, Sudan menuduh Uni Emirat Arab melakukan serangan pesawat tak berawak untuk RSF dari Amdjarass di Chad, menargetkan al-Fashir dan kota-kota lain di utara Sudan serta memasok persenjataan dan pelatihan.