JAKARTA - Lembaga nirlaba asal Uni Emirat Arab (UEA), Clean Rivers, menjalin kemitraan dengan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) untuk mengurangi polusi plastik di sungai-sungai Indonesia. Selama tiga tahun ke depan, kerja sama ini akan fokus pada enam sungai utama dengan upaya pengangkatan sampah dan langkah-langkah pencegahan.
Kemitraan ini bertujuan mengurangi kebocoran plastik ke laut melalui kolaborasi dengan pemangku kepentingan lokal, seperti LSM, pemerintah, dan masyarakat setempat. Selain itu, UNDP akan memperkuat manajemen limbah plastik dan meningkatkan kesadaran publik melalui kampanye edukasi. Langkah ini sejalan dengan misi Clean Rivers untuk mendorong solusi kolaboratif yang berbasis masyarakat dalam mengatasi polusi plastik dan melindungi kesejahteraan lingkungan serta komunitas lokal.
Sungai-sungai yang akan menjadi target proyek ini meliputi Kali Bekasi di Jawa Barat, Kali Mas dan Porong di Jawa Timur, Bengawan Solo di Jawa Tengah, serta Tukad Mati dan Tukad Badung di Bali. UNDP akan bekerja sama dengan otoritas lokal dan inisiatif masyarakat untuk memastikan sistem manajemen limbah yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing daerah.
Penandatanganan kemitraan ini dilakukan di sela-sela Forum Keberlanjutan Indonesia yang berlangsung di Jakarta.
BACA JUGA:
CEO Clean Rivers, Deborah Backus, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu, 8 September, menyatakan, "Kami berkomitmen mengurangi polusi plastik di sungai agar lautan lebih bersih. Proyek ini adalah langkah pertama dari banyak inisiatif di Indonesia." Dia juga menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat lokal dalam keberhasilan proyek ini.
Sujala Pant, Wakil Perwakilan Tetap UNDP Indonesia, menambahkan, "Indonesia memiliki target ambisius dalam pengurangan sampah plastik laut. Kemitraan ini sangat selaras dengan Ocean Promise UNDP, yang fokus pada solusi inovatif dalam mengelola sampah plastik di sungai dan laut."
Kemitraan ini juga didukung oleh nota kesepahaman yang ditandatangani pada April 2024 antara Kementerian Perubahan Iklim dan Lingkungan UEA dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia. Sebagai bagian dari inisiatif tersebut, UEA telah mengalokasikan pendanaan hingga US$20 juta untuk mendukung upaya Indonesia dalam menangani polusi plastik, dengan proyek tambahan yang akan segera diumumkan.