Keluhan Sepeda Nonlipat Boleh Masuk MRT: Akses Kurang Mendukung
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Foto: Facebook Anies Baswedan)

Bagikan:

JAKARTA - Kebijakan sepeda nonlipat boleh masuk ke dalam kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dicermati komunitas pesepeda Bike to Work. Disambut baik, tapi ada catatan kritis. Aksesnya dianggap kurang mendukung.

Ketua komunitas Bike to Work (B2W), Putut Soedarjanto mengaku pihaknya memberi apresiasi kepada manajemen PT MRT Jakarta dalam rangka memadukan moda transportasi di kawasan perkotaan.

"Hal ini lazim di kota-kota lain di dunia yang mau kehidupan warganya lebih baik dan sejahtera. Kebijakan ini malah harus didorong," kata Putut kepada VOI, Senin, 29 Maret.

Sejumlah anggota B2W, kata Putut, sudah menjajal fasilitas sepeda nonlipat masuk kereta Ratangga ini. Selanjutnya, komunitas memberikan catatan evaluasi secara tertulis kepada PT MRT Jakarta.

"Catatan kami ada sembilan halaman, terkait akses tangga hingga keluar stasiun," ujarnya.

Bike to Work menganggap, jalur yang digunakan untuk menuntun sepeda (ramp) yang dipasang di pinggir tangga naik dan turun stasiun MRT kurang mendukung untuk sepeda melintas. Terlalu curam dan licin, katanya.

"Ramp turun terlalu curam, sebagian permukaan ramp licin, dan ramp terlalu dekat dengan railing (pegangan) tangga," ujar Putut.

Putut bilang, catatan ini sudah diserahkan kepada MRT. Bike to Work juga memberi saran dan rekomendasi untuk perbaikan fasilitas yang dianggap masih belum membuat pesepeda nyaman.

"MRT harus menindaklanjuti rekomendasi ini. Tapi, memang tidak serta-merta langsung dilakukan (perbaikan) seperti curamnya ramp. Itukan tidak mudah untuk mengondisikan sesuai saran kami," jelasnya.

Dijajal Anies

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggawangi uji coba fasilitas sepeda nonlipat ke dalam kereta MRT pada Rabu, 24 Maret lalu. Rombongan Anies menggunakan kereta Ratangga dari Stasiun Lebak Bulus Grab dengan tujuan Stasiun Bundaran HI pukul 06.44 WIB.

Anies bilang kebijakan ini telah dikaji secara matang. Namun, ia tak membeberkan pengalamannya menuntun sepeda sejak awal masuk stasiun hingga tempat tujuan.

"Akses sepeda non lipat ini telah kita kaji mendalam sejak dua tahun yang lalu, dengan belajar dari kota-kota di dunia yang sudah menyediakan fasilitas yang sama," kata Anies dalam laman Facebooknya.

"Selama masa uji coba ini kita akan terus evaluasi dan kami perlu masukan dari teman-teman sebanyak-banyaknya," lanjut dia.

Saat ini, akses sepeda nonlipat baru berada di tiga stasiun, yaitu Lebak Bulus Grab, Blok M BCA, dan Bundaran HI. Namun, pengguna sepeda non-lipat hanya boleh menggunakan MRT Jakarta di luar jam sibuk (07.00—09.00 dan 17.00—19.00), menggunakan kereta nomor enam di setiap rangkaian, serta maksimal empat sepeda per keberangkatan.

Sementara pada Sabtu dan Minggu, sepeda non-lipat diperbolehkan masuk selama jam operasional kereta. Pembatasan ini dilakukan guna mengurangi potensi penumpukan penumpang.

Untuk masa uji coba ini, sepeda nonlipat disediakan area prioritas pada gerbong terakhir rangkaian Ratangga, maksimal untuk 4 sepeda.

Sepeda yang diperbolehkan masuk gerbong adalah sepeda reguler atau yang biasa digunakan oleh warga, dengan dimensi maksimal yang diperbolehkan, yakni 200 sentimeterx55 sentimeterx120 sentimeter, dengan lebar ban maksimal 15 sentimeter. Selain itu, sepeda tandem tidak diperbolehkan masuk.