Wali Kota Surabaya: Umara dan Ulama Satu Kesatuan tak Terpisahkan
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (DOK. Pemkot Surabaya)

Bagikan:

SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan para umara (pemerintah) dan ulama adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Eri Cahyadi siap mendukung setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh MUI Kota Surabaya masa khidmat 2021-2025.

"Untuk kepentingan umat apapun akan saya dukung penuh. Insya Allah kepentingan MUI akan saya dukung sepenuhnya," katanya saat menghadiri pelantikan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Surabaya di Graha Sawunggaling, Surabaya, dikutip Antara, Sabtu, 27 Maret.

Acara tersebut dihadiri Ketua MUI Jawa Timur K.H. Hasan Muttawakkil Alallah, Ketua MUI Kota Surabaya K.H. Abdul Muchid Murtadho. Hadir pula Kiai Sukron Zazirah, Kiai Hambali, Nyai Hj. Khomsatul Hidayat, Nyai Hj. Elok Zulakha.

Tidak hanya itu, Eri Cahyadi menegaskan ke depan Kantor Balai Kota Surabaya bukan tempat yang asing bagi seluruh pengurus MUI, sehingga kapan pun MUI datang, pintu balai kota selalu terbuka.

"Begitu pun sebaliknya, kapan pun pintu MUI terbuka bagi saya," ujarnya.

Menurut Eri Cahyadi, dengan cara itu Kota Surabaya tumbuh semakin kuat dan besar. Dia juga meyakini kebersatuan antara ulama dan umara saat ini untuk kepentingan warga Kota Pahlawan. Tidak hanya itu, dia juga memohon restu dan dukungan agar dapat membangun kota menjadi lebih baik lagi.

"Di situ menjadi kekuatan besar kita, umara dan ulama bersatu. Sehingga, kita ini seluruh keluarga besar. Maka, jangan segan lagi, wali kota itu hanya untuk kepentingan warga di Kota Surabaya," sambung Eri Cahyadi.

Sementara itu, Ketua MUI Jawa Timur K.H. Hasan Muttawakkil Alallah menambahkan, sinergitas dan kerja sama seperti yang terjalin ini sangat diperlukan. Tujuannya agar dalam menentukan kebijakan tidak melenceng dari syariat agama.

"Para ulama dengan ilmunya dapat membantu mengarahkan ilmunya supaya tidak melenceng dari syariat agama," katanya.

Ketua MUI Jatim ini bercerita seorang tokoh besar sekaligus pahlawan nasional mengatakan tidak ada senjata yang lebih ampuh menghadapi apapun selain persatuan dan kebersamaan. "Oleh karena itu, pada masa pandemi COVID-19 kita memang harus lebih kompak," ujarnya.