Bagikan:

JAKARTA - Polisi Filipina menggerebek pusat penipuan online yang dikelola warga China di ibu kota Manila pada Kamis 22 Agustus. Polisi menangkap puluhan pekerja Filipina dan pekerja asing yang diduga menipu orang agar berinvestasi di platform perdagangan yang dimanipulasi.

Polisi mengatakan pusat tersebut beroperasi dengan kedok perusahaan permainan daring berlisensi, yang sebenarnya telah dilarang oleh Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr bulan lalu, karena terkait dengan penipuan, penculikan, perdagangan manusia, dan bahkan pembunuhan.

Pemilik dan pengelola fasilitas tersebut, keduanya warga negara China, termasuk di antara mereka yang ditangkap.

Polisi mengatakan pusat itu menjalankan penipuan investasi mata uang kripto dan jasa cinta online. Para karyawannya menyamar sebagai model yang akan membujuk para korban untuk berinvestasi di platform perdagangan yang telah dimanipulasi.

Seorang warga Filipina yang ditangkap mengatakan kepada polisi bahwa mereka dipaksa bekerja sebagai penipu. Namun ia tidak menjelaskan secara terperinci mengenai apa yang akan terjadi kepada mereka jika mereka menolak.

Beberapa karyawan bahkan dipaksa berpakaian menggoda untuk membantu memikat calon korban.

Marcos mengeluarkan larangan terhadap operator perjudian daring menyusul kemarahan publik atas tuduhan bahwa seorang wali kota setempat terlibat dalam pusat penipuan besar di utara Manila.

Alice Leal Guo, wali kota Bamban melarikan diri setelah ia dituduh sebagai warga negara China yang secara ilegal memperoleh kewarganegaraan Filipina yang memungkinkannya mencalonkan diri sebagai pejabat.

Dia meninggalkan negara itu bulan lalu, yang mendorong Marcos berjanji untuk mengejar mereka yang membantu pelariannya, dan bersumpah untuk menangkapnya.

Pihak berwenang meyakini mungkin ada beberapa ratus pusat penipuan perjudian daring ilegal, dan juga lebih dari 40 operator berlisensi yang menjalankan operasinya di bawah perlindungan pejabat publik.

Di antara 67 orang asing yang ditangkap selama penggerebekan di sebuah gedung perkantoran di kota metropolitan tersebut, terdapat 58 warga negara Tiongkok, ditambah warga Malaysia, Myanmar, Indonesia (WNI), dan Vietnam. Ada pula 32 warga negara Filipina.

Pemilik dan pengelola fasilitas tersebut, keduanya warga negara China, termasuk di antara mereka yang ditangkap.

Polisi mengatakan pusat itu menjalankan penipuan investasi mata uang kripto dan jasa cinta online. Para karyawannya menyamar sebagai model yang akan membujuk para korban untuk berinvestasi di platform perdagangan yang telah dimanipulasi.

Seorang warga Filipina yang ditangkap mengatakan kepada polisi bahwa mereka dipaksa bekerja sebagai penipu. Namun ia tidak menjelaskan secara terperinci mengenai apa yang akan terjadi kepada mereka jika mereka menolak.

Beberapa karyawan bahkan dipaksa berpakaian menggoda untuk membantu memikat calon korban.

Marcos mengeluarkan larangan terhadap operator perjudian daring menyusul kemarahan publik atas tuduhan bahwa seorang wali kota setempat terlibat dalam pusat penipuan besar di utara Manila.

Alice Leal Guo, wali kota Bamban melarikan diri setelah ia dituduh sebagai warga negara China yang secara ilegal memperoleh kewarganegaraan Filipina yang memungkinkannya mencalonkan diri sebagai pejabat.

Dia meninggalkan negara itu bulan lalu, yang mendorong Marcos berjanji untuk mengejar mereka yang membantu pelariannya, dan bersumpah untuk menangkapnya.

Pihak berwenang meyakini mungkin ada beberapa ratus pusat penipuan perjudian daring ilegal, dan juga lebih dari 40 operator berlisensi yang menjalankan operasinya di bawah perlindungan pejabat publik.