Bagikan:

GARUT - Aparat gabungan melakukan patroli pencegahan kebakaran lahan hutan di Gunung Guntur, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar). 

Kepala Polisi Sektor Tarogong Kaler Iptu Sona Rahadian Amus mengatakan potensi  kebakaran dampak musim kemarau masih tinggi di Gunung Guntur.

"Kita terus melakukan patroli dan pemantauan langsung lokasi kebakaran lahan di kawasan hutan Gunung Guntur untuk memastikan tidak ada api," katanya di Garut, Kamis 22 Agustus, disitat Antara.

Ia menjelaskan aparat gabungan yang terlibat dalam patroli ini meliputi polisi hutan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), TNI, dan jajaran dari petugas instansi pemerintah daerah.

Patroli gabungan itu, kata dia, untuk mengecek daerah yang terbakar, dan juga memastikan kawasan lahan lainnya tidak ada yang terbakar, apabila ada asap maupun api akan langsung dilakukan pemadaman agar tidak meluas.

"Kalau terlihat ada api, atau terpantau ada asap, kita langsung bergerak melakukan pemadaman agar tidak meluas membakar lahan hutan," tuturnya.

Ia menyebutkan, lahan hutan yang terbakar yakni kawasan konservasi di lereng Gunung Guntur, tepatnya di Blok Cilopang, Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler dengan luas lahan sekitar 200 hektare.

Lokasi kebakaran itu, kata dia, berada di tengah hutan dan jauh dari pemukiman rumah penduduk, sehingga warga aman dari ancaman bahaya kebakaran tersebut.

"Pemukiman warga aman karena lokasi kebakaran jauh," katanya.

Ia menambahkan, patroli tersebut juga mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan membakar sampah di sekitar kawasan hutan, dan juga melarang melakukan pendakian.

"Jalur pendakian juga kita sterilkan, tidak boleh ada pendakian untuk menghindari bahaya apabila terjadi kebakaran hutan," ucapnya.

Sebelumnya, kebakaran lahan hutan di Gunung Guntur diketahui terjadi Senin 19 Agustus malam, kemudian petugas gabungan melakukan pemadaman, sampai saat ini masih berupaya untuk memadamkan apabila terpantau ada asap atau api.