Bagikan:

JAKARTA  - Seorang senator di Thailand meminta penyelidikan parlemen terhadap seorang poltikus veteran dan mantan panglima militer yang memukul kepala seorang reporter televisi saat mengajukan wawancara.

Prawit Wongsuwon (79) seorang anggota parlemen dan mantan wakil perdana menteri yang terlibat dalam dua kudeta terakhir di Thailand, memukul reporter wanita tersebut pada Jumat pekan lalu, saat dikelilingi oleh jurnalis, yang rekaman videonya beredar luas.

Prawit, yang memimpin Partai Palang Pracharat, bertugas di junta terakhir dan menjadi wakil perdana menteri selama sembilan tahun setelah kudeta tahun 2014.

“Perilaku ini merupakan intimidasi fisik,” kata Senator Tewarait Maneechai kepada Reuters, Selasa, 20 Agustus.

“Itu juga tidak menghormati jurnalis yang melakukan pekerjaannya,” imbuhnya.

Juru bicara Partai Palang Pracharat Piya Tavichai mengatakan Prawit mengenal baik reporter tersebut dan telah meminta maaf.

"Karena dia adalah seorang tentara, ejekannya bisa terlihat seperti kekerasan tetapi orang-orang terdekatnya tahu bahwa dia selalu menggoda seperti ini,” kata Tavichai.

Prawit dan reporter yang bekerja untuk penyiaran ThaiPBS, tidak dapat dihubungi Reuters.

Insiden tersebut memicu kecaman luas dari komunitas media Thailand. ThaiPBS meminta Prawit mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Senator Tewarait mengatakan dia meminta penyelidikan terhadap Prawit melalui Senat untuk disampaikan ke majelis rendah parlemen, yang memiliki waktu 30 hari untuk menanggapinya.

Kode etik anggota parlemen Thailand menyatakan anggota harus menghormati hak dan kebebasan orang lain dan menahan diri dari ancaman, menunjukkan kebencian atau penggunaan kekerasan untuk menyakiti orang lain.

Insiden itu terjadi pada Jumat, beberapa saat setelah Paetongtarn Shinawatra dari Partai Pheu Thai memenangkan pemungutan suara di parlemen untuk menjadi perdana menteri.

Paetongtarn tercatat sebagai perdana menteri ketiga Thailand dari keluarga miliarder Shinawatra, yang memiliki sejarah pahit dengan Prawit.

Prawit, yang tidak menghadiri pemungutan suara, ditanya pendapatnya tentang kemenangan Paetongtarn, dan dia menjawab, "Apa yang kamu tanyakan? Apa yang kamu tanyakan?" sebelum menyerang reporter.