JAKARTA - Parlemen Thailand memilih perempuan tokoh politik Paetongtarn Shinawatra sebagai perdana menteri termuda.
Putri Thaksin Shinawatra berusia 37 tahun itu, berhasil memenangkan pemungutan suara di parlemen, Jumat, 16 Agustus. Dia kini menghadapi tantangan besar, hanya dua hari setelah sekutunya, Srettha Thavisin, diberhentikan sebagai perdana menteri oleh peradilan.
Yang dipertaruhkan bagi Paetongtarn adalah warisan dan masa depan politik keluarga miliarder Shinawatra, yang pernah menjadi raksasa populis yang tak terbendung dan menderita kekalahan pemilu pertamanya dalam lebih dari dua dekade tahun lalu.
Paetongtarn akan menjadi perdana menteri perempuan kedua di Thailand dan Shinawatra ketiga yang memegang jabatan tertinggi setelah bibinya Yingluck Shinawatra, dan ayahnya Thaksin..
Paetongtarn menang mudah dengan 319 suara, atau hampir dua pertiga perolehan suara. Dia tidak hadir di parlemen dan menyaksikan pemungutan suara dari markas besar Partai Pheu Thai.
BACA JUGA:
Komentar publik pertamanya mengenai kemenangan tersebut adalah memposting di Instagram foto makan siangnya. "Makanan pertama setelah mendengarkan pemungutan suara,” tulis Paetongtarn dilansir Reuters.
Paetongtarn tidak pernah menjabat di pemerintahan dan keputusan untuk memasukkannya ke dalam jabatan adalah sebuah keputusan yang menentukan bagi Pheu Thai-nya dan pemimpinnya, Thaksin, yang berusia 75 tahun.
Paetongtarn akan segera menghadapi tantangan di berbagai bidang, dengan perekonomian yang terpuruk, persaingan dari partai saingan yang semakin meningkat, dan popularitas Pheu Thai yang menyusut, karena belum melaksanakan program bantuan tunai utamanya senilai 500 miliar baht (14,25 miliar dollar AS).