Bagikan:

JAKARTA – Kasus dugaan penculikan terhadap Suhendri alias Hendri di Myanmar hingga kini belum menemukan titik terang. Pihak keluarga pun mengaku pasrah untuk menunggu kepulangan Hendri ke Indonesia.

Yohana, keluarga korban, mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak KBRI Yangon terkait kepulangan Hendri. Saat itu pihak KBRI Yangon menjawab untuk dapat mengeluarkan korban selalu berakhir dengan tebusan.

“Membayar denda adalah yang paling besar kemungkinannya untuk WNI tersebut bisa dilepaskan,” kata Yohana menirukan KBRI Yangon saat dikonfirmasi, Kamis, 15 Agustus.

Yohana juga sempat bertanya apakah Pemerintah Indonesia tidak dapat menyelamatkan Hendri. Mereka hanya menjawab dengan perkataan yang sama yakni kemungkinan besar dapat bebas dengan tebusan.

“Ibu bisa cek kondisi di Myanmar secara keseluruhan bagaimana kondisinya. Negara Myanmar bisa dibilang sedang konflik saudara. Aparat penegak hukum bahkan sudah bilang dalam setiap pertemuan dengan kami (KBRI Yangon) bahwa mereka pun tidak dapat akses wilayah tersebut karena wilayah Mayawaddy dikuasai oleh kelompok etnis bersenjata yang berseberangan dengan pemerintah nasional Myanmar,” ucapnya.

Mendengar hal itu, Yohana mengaku pasrah dan berdoa agar Hendri dapat kembali ke Indonesia dengan selamat. Sehingga dapat berkumpul kembali dengan keluarga.

“Harapannya Hendri selamat, bisa kembali lagi berkumpul dengan keluarga,” tutupnya.

Hendri alias Suhendri warga Petukangan, Pesanggarahan, Jakarta Selatan diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Hendri dimingin gaji besar untuk bekerja disalah satu perusahaan di Thailand.

Kendati dekimikian, setibanya di Thailand, Hendri justru dibawa ke Myanmar dan mendapatkan penyiksaan oleh sekelompok orang.

Para pelaku meminta USD30 atau sekitar Rp500 juta untuk melepaskan Hendri. Keluarga korban sempat meminta bantuan dengan melaporkan ke Polda Metro Jaya, Bareskrim Polri, BP2MI dan Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Namun hingga kini belum ada titik terang untuk menyelamatkan Hendri dari penyekapan dan penyiksaan di Myanmar.