JAKARTA - Perdana Menteri Jamaika Andrew Holness mengumumkan keadaan darurat di Paroki Clarendon setelah delapan orang tewas dalam serangan senjata terpisah pada Minggu malam.
“Ini adalah kesempatan bagi pemerintah untuk melakukan mobilisasi penuh untuk memberikan perhatian serius terhadap geng bersenjata,” kata Holness dalam konferensi pers di kantornya dilansir Reuters, Rabu, 14 Agustus.
“Kami tidak bisa membiarkan pembunuhan menjadi hal yang normal di negara kami,” imbuhnya.
Perdana menteri tidak merinci peraturan apa yang akan diberlakukan, namun hal ini biasanya mencakup jam malam, periode penahanan yang lebih lama tanpa tuntutan resmi, dan kemampuan polisi untuk menggeledah properti tanpa surat perintah.
Holness berharap pemberlakuan keadaan darurat tersebut akan mencegah pembunuhan balasan, dan mengatakan intelijen telah memperingatkan ada kemungkinan yang sangat tinggi untuk upaya pembalasan.
Lima orang telah ditangkap sehubungan dengan penembakan pada Minggu, 11 Agustus.
BACA JUGA:
Jamaika pada tahun lalu menduduki peringkat kedua negara paling mematikan di kawasan Amerika Latin dan Karibia, menurut sebuah studi oleh Insight Crime, dengan 60,9 kasus pembunuhan per 100.000 orang, nomor dua setelah negara pulau kecil Saint Kitts dan Nevis.
Holness mencatat meskipun jumlah geng yang diperkirakan aktif di negara tersebut telah menyusut dari 400 menjadi 185 dalam lima tahun, angka tersebut masih sangat tinggi.