JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan (PIDP) Megawati Soekarnoputri mengaku menangis saat berbicara taraf keadilan dan kemakmuran di Indonesia. Dia pun menyalahkan pemimpin.
Awalnya Megawati meminta kepala daerah kader PIDP untuk turun ke lapangan mengentaskan kemiskinan ektrem.
Dia pun menceritakan, menugaskan kadernya Tri Rismaharini ketika menjabat Menteri Sosial untuk menangani temuan seorang bapak tua tanpa perlindungan keluarga dibiarkan tinggal di kandang kambing.
Megawati lantas mengkisahkan warga yang hidup di kolong jembatan di Surabaya era Wali Kota Eri Cahyadi dan di Jakarta era eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Pak Eri, Surabaya, waktu itu ada kampung seribu satu malam, saya suruh liat tadinya saya pikir gemerlapan ternyata di derah itu ada jembatan, di kolongnya hiduplah rakyat kita," kata Megawati dalam pidatonya di acara pengumuman calon kepala daerah tingkat kabupaten/kota dan gubernur untuk gelombang pertama di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu, 14 Agustus.
"Ha? Apa kamu engga punya nurani ya? Saya suruh panggil, saya suruh angkat Pak Ahok bilang 'ambil aja, kamu pelihara, masa kamu rela manusia makan sama tikus'. Kamu rakyat Indonesia engga sih? Kamu bangsa Indonesia engga nih?" sambung putri Presiden ke-1 RI Soekarno tersebut.
BACA JUGA:
Atas apa yang dituturkannya, Megawati mengaku sedih taraf keadilan dan kemakmuran di Indonesia masih timpang. Menurutnya, hal itu menjadi salah dari para pemimpin dari kepala daerah hingga presiden.
"Tiap malam saya nangis, cuma lihatnya kayak gini: Segede gini kenapa tidak bisa adil dan makmur ya, lalu salahnya siapa? Pemimpinnya, pemimpinnya [mengucapkan] dua kali, pemimpinnya tiga kali," ujar Megawati.
Lebih jauh, Megawati mengatakan kecemasannya ini bakal terus disampaikannya mengingat HUT ke-79 RI pada 17 Agustus di depan mata.