JAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS DKI Jakarta Khoirudin membalas pesan suara atau voice note kepada Anies Baswedan. Anies sebelumnya mengirim pesan suara yang mengaku tidak mengetahui adanya deadline atau tenggat waktu dari PKS untuk mencari dukungan partai politik lain.
Kepada Anies, Khoirudin mengingatkan PKS telah menugaskannya untuk menggaet partai politik (parpol) lain, utamanya NasDem dan PKB untuk menyetujui pasangan cagub-cawagub usulan PKS. Di mana, Anies akan dipasangkan dengan Wakil Ketua Majelis Syuro Sohibul Iman.
Bahkan, kata Khoirudin, Presiden PKS pun sudah ikut turun tangan meminta dukungan dari parpol-parpol lain agar bersedia mengusung Anies sebagai cagub dan Sohibul Iman cawagub di Pilgub Jakarta.
"Tetapi sampai melewati tanggal 4 Agustus ketika PIC dari PKS menanyakan hasil perjuangan Pak Anies untuk mendapatkan kepastian dari NasDem dan atau PKB untuk mencalonkan Pak Anies, ternyata Pak Anies belum bisa mendapatkan kepastian," kata Khoirudin dalam pesan suara kepada Anies yang beredar pada Senin, 12 Agustus.
Sementara itu, belakangan Khoirudin menangkap pernyataan elite NasDem dan PKB yang hingga kini belum menerima Sohibul Iman menjadi cawagub. Di mana, kedua partai itu membuka peluang untuk menarik dukungan kepada Anies jika kesepakatan tak terjalin.
"Dari pimpinan NasDem, Pak Sahroni dan PKB Pak Jazilul Fawaid justru pada akhir Juli dan awal Agustus malah menyampaikan pernyataan terbuka yang mudah dipahami bahwa mereka tidak jadi, tidak melanjutkan dukungan pada Pak Anies sebagai calon gubernur di Jakarta," ungkap Khoirudin.
Di satu sisi, Khoirudin menegaskan dirinya pernah menawarkan Anies untuk bergabung menjadi kader PKS agar memudahkan dirinya mencari pasangan cawagub yang lebih diterima parpol lain. Hal ini bertujuan agar jalan pembentukan koalisi pengusungan bisa lebih mulus.
"Saya, Khoirudin pernah sampaikan langsung ke Pak Anies agar kalau tidak menerima Pak Sohibul Iman, maka Pak Anies bisa mengenakan jaket putih, masuk sebagai kader PKS. Jadi, nanti sebagai calon gubernur dari PKS, sehingga bisa mengambil calon wakil gubernur dari luar PKS," ucal Khoirudin.
Namun, hingga kini, Anies tak menerima penawaran tersebut. "Tetapi waktu itu Pak Anies tidak menyambut positif ajakan tersebut malah menyampaikan keinginan Pak Anies untuk netral," lanjutnya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, rekaman pesan suara Anies Baswedan yang ditujukan untuk Khoirudin tersebar ke publik. Dalam rekaman tersebut, ternyata Anies mengaku tak pernah diberi tahu sebelumnya bahwa dirinya diberi tenggat waktu atau deadline untuk mencari koalisi.
Deadline ini sebelumnya diungkapkan Juru Bicara PKS Muhammad Kholid. Kholid menyebut, PKS telah memberi kesempatan untuk mendapat persetujuan partai lain agar mengusung Anies dipasangkan dengan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman selama 40 hari terhitung sejak 25 Juni.
"Pak Khoiruddin dan teman-teman semua yang selama ini kita berjuang bersama itu tahu, dan teman-teman yang mendukung, mengusulkan saya, saya ingin sampaikan kepada semua bahwa saya tetap berjuang bersama dan tidak ada deadline atau tenggat waktu yang dilewati," ungkap Anies dalam rekaman tersebut.
Anies menuturkan dirinya sempat bertemu dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu pada Rabu, 31 Juli lalu. Kepada Syaikhu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyatakan bersedia dipasangkan dengan Sohibul Iman di Pilkada Jakarta.
"Dalam pertemuan itu saya sampaikan bahwa saya siap untuk berjuang bersama Pak MSI sebagaimana yang diputuskan di DPTP. Jawaban itu disambut baik oleh Pak Presiden, disampaikan juga bahwa gini kira-kira, dengan adanya keputusan ini, maka mesin partai bisa mulai bergerak," urai Anies.
Anies menegaskan, pembahasannya bersama Syaikhu hanya sebatas itu. Tak ada pembicaraan terkait deadline menggaet partai politik lain untuk ikut mengusungnya bersama Sohibul Iman yang tenggat waktunya berakhir pada 4 Agustus.
"Jadi itu pembahasannya. Aama sekali kita tidak membahas soal 40 hari dan lain-lain. Cuma saya kaget aja mendengar jubir-jubir PKS di media mengatakan tenggat waktu 40 hari, lalu deadline 4 Agustus sebagai deadline mencari partai lain. Mengapa kaget? Karena memang tidak pernah dibahas ya," ungkap Anies.