JAKARTA - Rusia mengumumkan keadaan darurat federal di wilayah Kursk akibat bentrokan dengan pasukan Ukraina yang telah berlangsung selama empat hari.
Kementerian Darurat Rusia mengumumkan keputusan tersebut pada Jumat, 9 Agustus, setelah rapat komisi pemerintah untuk pencegahan dan penanggulangan situasi darurat.
“Pembahasan tersebut mencakup situasi di wilayah Kursk akibat serangan oleh angkatan bersenjata Ukraina. Tingkat tanggapan federal telah ditetapkan di wilayah tersebut," kata pernyataan tersebut dilansir ANTARA dari Anadolu.
Ukraina mengintensifkan penembakan di wilayah Kursk pada Senin malam hingga Selasa. Serangan artileri tersebut diikuti oleh serbuan infanteri Ukraina yang didukung oleh tank dan kendaraan lapis baja di dekat kota Sudzha.
"Departemen Pertahanan Rusia awalnya melaporkan pada Selasa bahwa 300 tentara Ukraina, 11 tank, dan 20 kendaraan lapis baja telah melintasi perbatasan Rusia. Namun pada Rabu, Kepala Staf Jenderal Rusia Valery Gerasimov mengeklaim bahwa sekitar 1.000 personel militer Ukraina terlibat dalam pertempuran tersebut,” ucap pernyataan tersebut.
Para ahli mengemukakan serangan dan penghancuran stasiun gas Sudzha yang menjadi tempat Rusia memompa gas ke Eropa kemungkinan bertujuan untuk mengalihkan perhatian komando Rusia dari Donbas.
Kemungkinan lainnya adalah mengganggu jalur pasokan kereta api ke angkatan bersenjata Rusia di wilayah Kharkiv Ukraina dan meningkatkan moral tentara Ukraina.
BACA JUGA:
Pihak berwenang Rusia juga menyatakan kekhawatirannya terhadap PLTN Kursk yang terletak di dekat lokasi pertempuran dan keamanan dilaporkan diperketat, menurut Korps Garda Rusia.
Pihak berwenang di wilayah Kursk mengatakan bahwa lima warga sipil, termasuk seorang paramedis, seorang pengemudi ambulans, dan seorang wanita hamil berusia 24 tahun, tewas.
Selain itu, 66 lainnya, termasuk enam anak-anak, terluka dalam serangan Ukraina. Evakuasi besar-besaran terhadap beberapa ribu orang telah diperintahkan dari zona pertempuran.