Bagikan:

JAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS DKI Jakarta Khoirudin mengungkap alasan partainya kukuh ingin menjadikan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman sebagai calon wakil gubernur (cawagub) pendamping Anies Baswedan di Pilgub Jakarta.

Sementara, saat ini belum ada partai politik lain yang setuju Anies dipasangkan dengan Sohibul Iman, termasuk PKB dan NasDem yang juga akan mengusung Anies.

"Kita enggak bisa (mengusung cawagub yang lain). Ini harga diri. Simbol politik kita ada di gubernur atau wakil gubernur. Kalau enggak ada dua-duanya, apa kata dunia?" ungkap Khoirudin kepada wartawan, Kamis, 8 Agustus.

PKS menjadi partai pemenang Pemilu Legislatif DPRD DKI Jakarta 2024 dengan peraihan jumlah caleg terpilih terbanyak, yakni 18 kursi. Untuk mengusung cagub-cawagub Jakarta, diperlukan sedikitnya 22 kursi atau 20 persen komposisi kursi DPRD DKI Jakarta.

Sehingga, jika nantinya koalisi dibentuk, Khoirudin memandang PKS lebih berhak menentukan siapa pendamping Anies dalam partai koalisi.

"Sebagai pertanggungjawaban kita ke masyarakat, PKS menang, minimal wakil gubernur. Kan Pak Anies tidak ber-KTA PKS. Ya wakilnya harus dari PKS," urai Khoirudin.

Sejak pemberian rekomendasi pengusungan, PKS meminta Anies untuk berkomunikasi dengan parpol lain dalam menjalin pembentukan koalisi partai.

Melihat kendala tarik-menarik posisi cawagub sejauh ini, PKS pun menawarkan Anies untuk menjadi kader parpol lain agar koalisi terbentuk dengan Sohibul Iman tetap diusung. Hal itu menjadi win-win solution untuk PKS.

Atau, PKS juga menawarkan Anies untuk bergabung dengan partainya. Jika Anies menjadi kader, PKS akan melepas posisi cawagub kepada partai lain.

"Yang paling mungkin pak Anies pakai jaket partai lain sehingga terjadilah dua partai koalisi, cukup syarat untuk mendaftar. Atau pak Anies pakai jaket PKS aja, kita lepas wakilnya," imbuhnya.