JAKARTA - Panitia khusus (pansus) bentukan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengundang mantan politikus PKB Effendy Choirie atau Gus Choi untuk melanjutkan pendalaman masalah ketidakharmonisan antara PBNU dan PKB.
Pemanggilan Gus Choi yang kini menjadi Ketua DPP Partai NasDem ini berlangsung pada Rabu, 6 Agustus esok hari. Lewat keterangan Gus Choi, PBNU akan mendalami sejarah konflik antara Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur beberapa tahun silam.
"Undangan hari ini sudah kami kirimkan ke beliau (Gus Choi). Semoga beliau berkenan hadir sehingga bisa memberikan tambahan data kepada kami," kata Wakil Sekjen PBNU Faisal Saimima dalam keterangannya, Selasa, 6 Agustus.
Menurut PBNU, Gus Choi mengetahui secara rinci dinamika konflik internal PKB oleh kubu Cak Imin dan kubu Gus Dur. Demi meraih kekuasaan PKB, Cak Imin dianggap melakukan kudeta terhadap Gus Dur. Sebaliknya, Cak Imin juga merasa dirinya dikudeta oleh kubu Gus Dur.
Sejauh ini, PBNU telah mengundang dua tokoh yakni eks Sekjen PKB Lukman Edy untuk memberi keterangan pada Rabu, 31 Juli lalu.
Saat itu, Lukman Edy menjelaskan salah satu pemicu masalah ini bisa terjadi karena Ketua Umum PKB Cak Imin menyingkirkan kewenangan Dewan Syuro yang berisi kiai NU dalam mengambil keputusan partai.
Penghapusan kewenangan Dewan Syuro terjadi saat PKB menggelar Muktamar di Bali pada tahun 2019 lalu. Di mana, saat itu Cak Imin kembali menjabat sebagai ketua umum partai untuk kepengurusan selanjutnya.
"Kalau dulu, mandatori dari Muktamar PKB itu Dewan Syuro. Dewan Syuro lah yang memberikan persetujuan kalau ingin mengangkat ketum siapa, si A, B, atau C. Tapi semenjak Muktamar di Bali itu, sebagian besar kewenangan Dewan Syuro dihapus di dalam AD/ART. Sehingga, kita tidak melihat lg peran dewan syuro itu," ungkap Lukman Edy di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu, 31 Juli.
Pada Senin, 5 Agustus kemarin, PKB juga mengundang Sekjen PKB Hasanuddin Wahid untuk pendalaman lanjutan. Namun, Hasanuddin tak meghadiri undangan pansus PBNU.
Sedianya, Hasanuddin diminta datang ke Kantor PBNU pukul 12.30 WIB. Namun, ia tak kunjung datang. Rais Syuriah PBNU yang juga anggota tim panel Cholil Nafis menyayangkan ketidakhadiran Hasanuddin.
BACA JUGA:
"Harusnya hadir pada tadi jam 12.30 menurut undangan kami, tetapi kami tunggu sampai jam 2.30 tadi, saya turun dari atas juga belum ada konfirmasi kedatangannya. Padahal sangat diperlukan hadirnya beliau," kata Cholil di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin, 5 Agustus.