Kecurigaan Amien Rais atas Skenario Jabatan Presiden 3 Periode Mengingatkan Kita pada Buku <i>Jokowi People Power</i>, Berikut Ringkasannya
Amien Rais (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Belum lama ini hangat diperbincangkan isu masa jabatan presiden diperpanjang dari dua periode menjadi tiga periode. Kecurigaan tersebut diungkap salah satunya oleh Pendiri Partai Ummat Amien Rais.

Fenomena tersebut secara tak langsung membawa kita pada kejadian masa lalu di mana Amien Rais membawa buku Jokowi People Power untuk menghadapi kasus makar yang menjerat Eggi Sudjana.

Saat itu Amien Rais diperiksa sebagai saksi saat menjalani pemeriksaan oleh penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Buku tersebut tentu menarik perhatian masyarakat. Lalu, sebenarnya buku apa itu?

Buku ‘Jokowi People Power

Berdasarkan situs Goodreads, buku yang ditulis oleh Bimo Nugroho dan M. Yamin Panca Setia ini menyinggung masalah kepentingan elite atau kelompok tertentu. Hal itu terjadi sebagai akibat pelemahan rakyat yang menginginkan demokrasi sejati.

“Transfer kekuasaan dalam demokrasi representatif cenderung lebih memusatkan kepentingan elite atau kelompok tertentu sebagai akibat pelemahan rakyat yang menginginkan demokrasi sejati. People power (kekuatan rakyat) dipagari oleh hal-hal yang bersifat prosedural dan simbolis,” demikian sinopsis yang diambil dalam situs Goodreads.

“Dominasi elite telah mencaplok hak politik rakyat. Mekanisme itu didobrak oleh people power saat Pilpres 2014 yang mendudukkan Jokowi sebagai Presiden. People power ini tidak boleh berhenti karena elite koruptor dan penindas rakyat yang menjadi lawan kekuatan rakyat tidak bakal berdiam diri,” sambung sinopsisnya lagi.

Pada dasarnya, buku Jokowi People Power menujukkan sebuah fenomena rakyat yang pada 2014 memberikan pembelaan kepada Joko Widodo saat mencalonkan diri menjadi presiden. Buku itu juga sendiri merujuk pada konteks pemilu yang demokratis.

"Meskipun tidak seratus persen memenuhi prasyarat ideal, gerakan rakyat berhasil merebut puncak kepemimpinan nasional lewat pemilu yang fair dan demokratis," demikian tulis Bimo Nugroho dan M. Yamin Panca Setia dalam bukunya.

Gerakan rakyat ini yang kemudian diafiliasikan dengan people power. Dalam buku dijelaskan pula bahwa gerakan rakyat kerap dikaitkan dengan 'komunisme' atau gerakan anarkis yang merusak. Sedangkan dalam konteks pemilu 2014, people power merupakan esensi rakyat sesunguhnya.

"Gerakan rakyat mendukung Jokowi harus dipandang sebagai puncak transisi demokrasi di negeri ini. Rakyat Indonesia telah lama berjuang memakmurkan diri mereka, menjadi mandiri, berdaulat dan berbudaya. Tetapi perjuangan ini hampir selalu gagal, karena buahnya dihisap oleh elite bangsawan di jaman kerajaan-kerajaan nusantara, dirampas oleh bangsa-bangsa kolonial Eropa, dan ditindas fasisme Jepang," demikian cuplikan dalam buku tersebut.

Dijelaskan pula dalam buku bahwa Jokowi jadi sosok pemimpin idola rakyat. Bahkan, Jokowi disebut berhasil menyempurnakan Soekarno dan Gus Dur yang dipilih oleh para wakil. Selain itu Jokowi juga menyempurnakan SBY yang dipilih oleh penggemar politiknya.

Jokowi tidak saja mampu menumbuhkan relawan yang demokratis, namun juga sebagai bukti bahwa ia mampu memberikan harapan di masa depan. Gerakan tersebut yang jadi penggerak rakyat untuk memberikan dukungannya.

"Rakyat meyakini Jokowi akan melakukan perubahan di masa yang akan datang. Karena itu, muncul gerakan-gerakan relawan yang memanfaatkan isu yang bermunculan di tengah-tengah masyarakat untuk menjadi bahan guna menggalang dukungan rakyat agar memenangkan Jokowi di ajang Pilpres 2014," tulisnya.

Penulis Buku ‘Jokowi People Power

Seperti yang telah dikatakan di awal, buku setebal 310 halaman itu ditulis oleh Bimo Nugroho  dan M. Yamin Panca Setia dan diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama.

Bimo Nugroho sendiri adalah suami dari Tatty Apriliyana. Tak banyak informasi terkait Bimo di media elektronik. Namun, ia tercatat beberapa kali menerbitkan buku salah satunya berjudul Jokowi Politik tanpa Pencitraan.

Sama halnya dengan Bimo Nugroho, M. Yamin Panca Setia juga menulis beberapa buku yang bertema jurnalistik, salah satunya berjudul Merajut Jurnalisme Damai di Lampung. Baik Bimo dan dan M. Yamin, keduanya diketahui telah wafat namun beberapa buku keduanya masih bisa ditemui di toko buku.

Selain informasi terkait buku Jokowi People Power, dapatkan informasi dan berita nasional maupun internasional lainnya melalui VOI.