Bagikan:

PROBOLINGGO - Musim kemarau di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur, menyebabkan suhu turun drastis hingga di bawah 5 derajat celcius.

Kondisi ini menyebabkan munculnya embun es atau embun upas yang menempel pada daun di kawasan kaldera Gunung Bromo.

Fenomena ini biasanya terlihat pada Juli hingga Agustus, tepatnya ketika suhu di pegunungan sangat ekstrem.

Beberapa hari terakhir, embun es terlihat di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, khususnya di wisata alam Gunung Bromo yang terletak di Kabupaten Probolinggo.

Bagi pengunjung yang ingin merasakan suhu ekstrem, seperti di Eropa dan melihat bunga es di Bromo, disarankan tiba sebelum matahari terbit. Saat matahari mulai naik, embun upas tersebut akan mencair.

Fenomena alam ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung, selain menikmati keindahan matahari terbit. Setelah menikmati keindahan bunga es, pengunjung biasanya melanjutkan wisata ke sekitar kawah Bromo.

Kepala Tata Usaha Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Septi Eka Wardani menyatakan bahwa embun es ini muncul setiap tahun, terutama selama musim kemarau.

"Karena cuaca yang cukup dingin, pengunjung disarankan mengenakan jaket tebal dan sarung tangan," ungkap Septi.

Dia menambahkan, fenomena embun es tidak hanya terjadi di kaldera Gunung Bromo, tetapi juga di lokasi lain dalam TNBTS, seperti Ranupani dan Ranu Kumbolo yang terletak di lereng Gunung Semeru.

"Kami juga mengingatkan pengunjung untuk tetap waspada terhadap kemungkinan kebakaran di kawasan Gunung Bromo, mengingat embun es muncul saat musim kemarau," pesannya.

Sebagai langkah pencegahan, pihaknya telah menyiapkan posko di area rawan kebakaran, agar jika terjadi insiden, informasi dapat segera disampaikan kepada petugas yang siaga.