JAKARTA - Pegiat media sosial Denny Siregar mencium skenario busuk yang tengah dimainkan Amien Rais dengan terus membesarkan kasus kematian 6 laskar khusus Front Pembela Islam (FPI).
Skenario pertama, dengan terus-menerus menciptakan narasi agar publik mengingat kejadian di Tol Cikampek bukanlah tembak menembak anggota Polri dan laskar FPI melainkan pembunuhan.
"Kenapa harus ada narasi pembunuhan, supaya publik percaya bahwa di masa pemerintahan Jokowi ada pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh aparat dan ini adalah bagian dari kekerasan oleh rezim pemerintah. Penting sekali buat Amien Rais dan kawan-kawan yaitu nama Jokowi rusak karena ada pelanggaran HAM berat yang terjadi," kata Denny dalam kanal Youtube CokroTV, dikutip Sabtu, 20 Maret.
Dengan citra yang rusak, nama Jokowi tidak akan berpengaruh besar pada Pilpres 2024. Dalam hal menunjuk atau mempersiapkan calon pengganti yang pantas.
Skenario kedua berhubungan dengan Partai Ummat. Partai baru yang dibentuk Amien setelah ditendang keluar dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini jelas ingin dibesarkan. Amien sebagai simbol penting dalam partai memilki tugas khusus untuk itu.
"Dia harus muncul sebagai tokoh yang tetap diingat oleh publik yang terus mengawal kasus tembak-menembak di jalan tol itu. Amien Rais berharap namanya akan terus berada di dalam pikiran banyak orang," jelas Denny.
BACA JUGA:
Dengan diingat banyak orang sebagai sosok yang mengawal kematian 6 laskar FPI, secara otomatis Amien akan masuk dalam radar bursa Capres 2024. Apalagi dalam berbagai survei yang digelar, nama dia belum layak untuk masuk.
"Karena itu dia berjuang supaya namanya masuk di dalam radar dan kasus ini buat Amien adalah kasus yang bisa membuat namanya melambung apalagi kalau misalnya akhirnya ada polisi yang menjadi tersangka. Wah, dia bisa muncul sebagai pahlawan dalam kelompok radikal seperti FPI dan ormas lainnya," ujar Denny.
Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) 6 laskar Front Pembela Islam (FPI) melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan, TP3 yang dipimpin pendiri Partai Ummat Amien Rais meminta pemerintah menegakkan aturan dengan adil bahkan mengingatkan ancaman neraka jahanam. Pertemuan tidak berlangsung lama hanya sekitar 15 menit.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD yang menyampaikan perihal pertemuan itu mengatakan, suasana kegiatan ini cukup serius.
Ada sejumlah poin yang disebutkan eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu usai melakukan pertemuan. Salah satunya terkait penegakan hukum yang sesuai dengan ketentuan hukum, sesuai perintah Tuhan. "Dan yang kedua ada ancaman dari Tuhan kalau orang membunuh orang mukmin tanpa hak maka ancamannya neraka jahanam," kata Mahfud dalam konferensi pers usai mengikuti pertemuan tersebut yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 9 Maret.