Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar DKI Jakarta Basri Baco mengaku pihaknya masih berharap Dewan Pimpinan Pusat (DPP) menunjuk Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki Iskandar untuk maju dalam Pilkada Jakarta.

Sementara, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebelumnya menyodorkan nama Jusuf Hamka untuk dipasangkan dengan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep di Pilkada 2024 Jakarta.

"Kami lebih mendorong sebenarnya pasangan Zaki-Kaesang di Pilgub Jakarta, pasangan yang cocok dan kolaborasi yang cocok dengan Kaesang," kata Baco dalam pesan singkat, Rabu, 17 Juli.

Menurut Baco, Zaki lebih cocok menjadi kandidat cagub-cawagub Jakarta berpasangan dengan putra Presiden Joko Widodo tersebut. Mengingat, Zaki punya pengalaman menjadi Bupati Tangerang dua periode.

"Zaki Punya pengalaman 10 tahun jadi kepala daerah, sehingga sangat cocok untuk pimpin Jakarta. Kaesang unsur milenial yang punya potensi besar," ungkap Baco.

"Pasangan ini (Zaki-Kaesang) kami yakini lebih bisa menandingi Pak Anies," tambahnya.

Sebelumnya, Airlangga Hartarto bertemu dengan Kaesang Pangarep di kantor Dewan Pimpinan Pusat Golkar di Slipi, Jakarta Barat, Kamis, 11 Juli lalu.

Airlangga mengatakan, pihaknya menyiapkan pengusaha bos jalan tol, Jusuf Hamka yang juga akrab disapa Babah Alun, mendampingi Kaesang Pangarep untuk maju pada Pilgub Jakarta 2024.

"Untuk mendukung Kaesang, seandainya beliau memilih Jakarta, saya siapkan kader Partai Golkar yang sudah malang melintang di infrastruktur, yaitu Babah Alun," kata Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Kantor DPP Partai Golkar.

Airlangga menjelaskan bahwa partainya melihat Jakarta memiliki tantangan yang besar sekali, yakni infrastruktur, terutama untuk mengatasi kemacetan. Oleh sebab itu, ia menyiapkan Babah Alun untuk dipasangkan dengan Kaesang pada pilkada Jakarta nanti.

Walaupun demikian, ia mengatakan bahwa masih banyak waktu untuk membahas soal wacana tersebut karena pendaftaran dimulai pada 27-29 Agustus 2024.

Ia menyebut pihaknya tidak terburu-buru, dan akan menggunakan survei sebagai basis, dan akan dibicarakan dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM).