Bagikan:

JAKARTA – Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai bahwa realisasi duet Kaesang Pangarep dan Jusuf Hamka untuk bersaing dengan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024 tergantung pada beberapa indikator, salah satunya obyektivitas hasil lembaga survei.

“Soal apakah bisa menyaingi Anies ya bisa dilihat elektabilitasnya. Elektabilitas Kaesang dan Babah Alun berapa, popularitasnya berapa, kekuatan finansial-nya berapa dan lalu aksebilitasnya berapa, harus dilihat dari empat indikasi itu,” ujarnya, Minggu 14 Juli 2024.

“Kalau nanti surveinya bagus, ya layak. Tapi kalau surveinya di bawah Anies, akan kalah juga. Jadi tergantung di situ, dalam kotak mengukur potensi kemenangan. Lihat survei obyektif agar bisa lihat kekuatan elektabilitasnya,” sambungnya.

Menurut Ujang, pernyataan Airlangga Hartarto terkait duet Kaesang-Jusuf Hamka merupakan hal wajar. Sebab, Partai Golkar tentu akan mengetahui respons publik ketika tokoh sekelas Jusuf Hamka diusung di Pilkada Jakarta.

Meski demikian, sebagai anggota Koalisi Indonesia Maju, pencalonan Kaesang yang dipadukan bersama Jusuf Hamka akan dibahas di internal KIM.

“Artinya Golkar memberi wacana yang rasional, yang beralasan memuaskan nama Jusuf Hamka ini. Ya kalau nanti soal Kaesang maju atau tidak, berdampingan dengan siapa ya tentu itu akan dibahas dalam Koalisi Indonesia Maju gitu,” tuturnya.

Dia menyatakan, internal KIM masih memiliki banyak waktu untuk membahas Pilkada Jakarta. Terlebih, waktu pendaftaran masih cukup lama yakni pada Agustus mendatang.

“Semuanya masih dinamis, masih berproses, semua kemungkinan bisa terjadi. Mungkin iya, mungkin tidak, dan masih harus kita lihat dinamikanya ke depan, karena waktunya masih sedikit panjang ya, pendaftaran kan 27-29 Agustus, masih cukup waktu untuk bisa berkomunikasi politik begitu,” tutup Ujang.