JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata menyebut Inspektorat lembaganya akan mengusut pegawai yang terlibat judi online (judol). Mereka diduga hanya iseng karena jumlah deposito yang diserahkan tidak besar.
“Jumlahnya enggak besar. Ada yang cuma Rp100 ribu, yang paling gede itu Rp74 juta itu pun 300 kali transaksinya. Ya, sepertinya relatif kecil ya, sebagian besar kebanyakan ya itu tadi Rp100 ribu, Rp200 ribu, Rp300 ribu,” kata Alexander di gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa, 9 Juli.
“Mungkin pas lagi iseng kali ya, menganggur, bengong (jadi, red) main itulah,” sambungnya.
Alexander kemudian menyebut total dalam data yang diberikan oleh Satgas Pemberantasan Judi Online ada 18 pegawai yang bermain. Tapi, setelah ditelusuri sembilan orang di antaranya ternyata sudah tak lagi bekerja di komisi antirasuah.
Sebab, mereka sudah dikeluarkan karena tersandung masalah di internal seperti penggadaian emas barang bukti hingga pungutan liar di Rumah Tahanan (Rutan) KPK.
“Jadi prinsipnya itu, jadi jumlah transaksinya secara total dari 17 itu Rp111 juta jumlahnya. Paling besar ada satu orang itu Rp74 juta dengan 300 kali frekuensi transaksi tapi yg lainnya itu tadi, kecil-kecil,” tegasnya.
“Nah, tapi ya nanti dari pihak Inspektorat yang akan melakukan klarifikasi kepada yang bersangkutan,” jelas Alexander.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, KPK membenarkan ada pegawainya yang terlibat judi online. Penelusuran oleh Inspektorat sudah dilakukan di internal.
“KPK telah memperoleh informasi terkait judi online yang diduga melibatkan beberapa pegawai,” kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardika kepada wartawan melalui keterangan tertulisnya, Senin, 8 Juli.
Tessa belum memerinci para pegawai tersebut. Namun, informasi beredar mereka yang terlibat judi online adalah supir dan pengamanan.