JAKARTA - Jempol netizen Indonesia tak perlu diragukan lagi soal kelihaian dalam berselancar di media sosial. Dayana, Selebgram asal Kazakhstan, pernah merasakan 'tajamnya' jempol netizan +62 hingga followersnya menurun drastis.
Dari Dayana, netizen +62 juga pernah menyerang seorang pria asalah Korea yang melakukan penghinan terhadap wanita asal Indonesia. Kasus ini bermula saat sang wanita berbincang dengan pria Korea Selatan dalam video chat OME TV.
Bukannya komunikasi positif, si pria justru melontarkan hinaan rasis kepada wanita Indonesia dengan sebutan 'wajahmu jelek.' Tahu kan nasib selanjutnya? Akun instagram sang pria diserang netizen berujung dihapusnya foto di dalam feeds Instagramnya.
Kali ini, magis dari jempol netizen Indonesia diharapkan terjadi pada All England. Tim Indonesia dalam ajang bergengsi tersebut dipaksa mundur lantaran diketahui ada kasus positif dalam penerbangan yang ditumpangi oleh skuad Indonesia dari Istanbul ke Birmingham.
Sejumlah anggota skuad Indonesia mendapatkan email dari Pemerintah Inggris terkait informasi bahwa mereka harus menjalani isolasi mandiri selama 10 hari. Hal itu dikarenakan ada seseorang yang dinyatakan positif dalam penerbangan yang sama dengan yang ditumpangi oleh skuad Indonesia.
"Email dari pemerintah Inggris, dampaknya ke tim kita dan dampaknya sangat-sangat dirugikan. BWF tak bisa berbuat banyak dengan masalah yang kita hadapi saat ini," ucap manajer Indonesia Ricky Soebagdja.
Kamis, 18 Maret malam sekitar pukul 23.40, tagar #AllEngland2021UnFair menggema di twitter. Sudah ada 18 ribu lebih netizen yang membagian cuitan protes kepada penyelenggara All England.
"Badminton Without FAIRPLAY," cuit @Agun****
"Racisme #AllEngland2021UnFair," @otakAlde****
"What is a nobility? Unfairness, racism and weird decision making in a honor event like All England...?" @mas****
"This is so unfair," @flowy****
"Dont let other people treat Indonesian Hero like that !!!! @KEMENPORA_RI Show your pride as Indonesian !!!!" @cudd****
BACA JUGA:
Tim bulu tangkis Indonesia bertolak menuju Birmingham pada Jumat 12 Maret pukul 21.40 WIB dengan menggunakan pesawat Turkish Airlines bernomor penebangan TK57 dan mendarat keesokan harinya Sabtu siang waktu setempat.
Menurut Manajer Tim Indonesia Ricky Soebagdja, saat penerbangan dari Istanbul ke Birmingham Sabtu 13 Maret, terdapat salah satu penumpang yang positif terpapar COVID-19.
"Jadi kita enggak boleh main karena di pesawat ada yang positif, jadi dianggap close contact. Tapi, itu kan harusnya sudah hari Sabtu, ini kan hari Rabu," kata Hendra dilansir Antara.
"Di Jakarta kan kita udah vaksin dua kali kan, terus naik pesawat juga udah swab PCR enggak apa-apa, negatif, terus sampai sini diswab lagi, negatif, jadi harusnya sih enggak apa-apa ya," dia melanjutkan.
Sesuai dengan regulasi pemerintah Inggris, jika berada pada satu pesawat yang sama dengan orang yang positif COVID-19, maka seluruh anggota tim diharuskan menjalani isolasi selama 10 hari. Hendra menyayangkan Federasi Bulu tangkis Dunia (BWF) tidak memberikan informasi perihal aturan tersebut.
"Yang jadi masalah kan harusnya BWF kasih tahu kalau ada peraturan gini ya mungkin seminggu atau 10 hari sebelumnya harus sampai sini, nah itu kita enggak tahu gitu lho," ujar dia.
Terlebih, menurut Hendra, tidak semua atlet mendapatkan email dari program layanan kesehatan Inggris National Health Service (NHS), yang bertugas melakukan pelacakan kontak atau tracing COVID-19.
Hendra mengatakan Ahsan dan tiga orang lainnya tidak mendapatkan email tracing, yang berarti bahwa empat orang tersebut aman."Padahal kan kita satu pesawat semua dan duduk bareng-bareng juga. Itu agak enggak jelas gitu lho," kata Hendra.
Hendra juga mengatakan tidak boleh melakukan tes ulang COVID-19 karena telah dianggap kontak erat dengan penderita COVID-19, sehingga harus isolasi 10 hari.
"Padahal kemarin ada yang positif tapi bisa dites ulang, dan itu pun tesnya ambil sendiri, ngetes sendiri," lanjut Hendra.