Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri baru Inggris Keir Starmer mengatakan dirinya akan membatalkan rencana kontroversial untuk menerbangkan ribuan pencari suaka/migran dari Inggris ke Rwanda dalam pengumuman kebijakan besar pertamanya setelah menang telak dalam pemilu.

Pemerintahan Konservatif sebelumnya pertama kali mengumumkan rencana tersebut pada tahun 2022 untuk mengirim migran yang tiba di Inggris tanpa izin ke negara Afrika Timur tersebut, dengan mengatakan hal tersebut akan mengakhiri kedatangan pencari suaka dengan perahu kecil.

Namun tidak ada seorang pun yang dikirim ke Rwanda berdasarkan rencana tersebut karena adanya tantangan hukum selama bertahun-tahun.

Pada konferensi pers pertamanya sejak menjadi perdana menteri, Starmer mengatakan kebijakan Rwanda akan dibatalkan karena hanya sekitar 1 persen pencari suaka yang akan disingkirkan dan kebijakan tersebut tidak akan berfungsi sebagai alat pencegah.

“Skema Rwanda sudah mati dan terkubur sebelum dimulai. Ini tidak pernah menjadi alat pencegah,” kata Starmer. "Saya tidak siap untuk melanjutkan gimmick yang tidak akan memberikan efek jera,” katanya dilansir Reuters, Sabtu, 6 Juli

Starmer memenangkan salah satu mayoritas parlemen terbesar dalam sejarah modern Inggris pada Jumat, 5 Juli menjadikannya pemimpin Inggris paling kuat sejak mantan Perdana Menteri Tony Blair.

Namun Starmer menghadapi sejumlah tantangan, termasuk meningkatkan layanan publik yang sulit dan menghidupkan kembali perekonomian yang lemah.

Pada konferensi pers di Downing Street, Starmer menjawab belasan pertanyaan dan berulang kali ditanya tentang bagaimana dan kapan dia akan mulai memenuhi janjinya untuk memperbaiki masalah bangsa.

Namun dia tidak memberikan rincian spesifik tentang apa yang direncanakan.