Bagikan:

JAKARTA - Tokoh moderat Masoud Pezeshkian, yang berjanji membuka Iran kepada dunia dan memberikan kebebasan yang dirindukan rakyatnya, diperkirakan akan memenangkan pemilihan presiden putaran kedua.

“Penghitungan suara telah berakhir dan kandidat saingannya telah diberitahu tentang hasilnya. Pezeshkian unggul sekitar tiga juta suara dari saingan kerasnya Saeed Jalili,” kata sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya dilansir Reuters, Sabtu, 6 Juli.

Video di media sosial menunjukkan pendukung Pezeshkian menari di jalan-jalan di beberapa kota dan pengendara membunyikan klakson mobil untuk bersorak atas kemenangannya.

Sedangkan warga di kota Urmia, kampung halaman Pezeshkian, membagikan permen di jalanan.

Meskipun pemilu ini diperkirakan tidak akan berdampak besar terhadap kebijakan Republik Islam, presiden akan terlibat erat dalam pemilihan penerus Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran berusia 85 tahun yang bertanggung jawab atas semua urusan penting negara.

Jumlah pemilih yang berpartisipasi telah menurun selama empat tahun terakhir, yang menurut para kritikus menggarisbawahi dukungan terhadap pemerintahan ulama telah terkikis pada saat meningkatnya ketidakpuasan masyarakat atas kesulitan ekonomi dan pembatasan kebebasan politik dan sosial.

Hanya 48 persen pemilih yang berpartisipasi dalam pemilu 2021 yang membawa Raisi berkuasa, dan jumlah pemilih mencapai 41 persen dalam pemilu parlemen pada Maret.

Pemilu tersebut bertepatan dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah akibat perang antara Israel dan sekutu Iran Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, serta meningkatnya tekanan Barat terhadap Iran atas program pengayaan uraniumnya yang berkembang pesat.

“Pemungutan suara memberi kekuatan. Bahkan jika ada kritik, masyarakat harus memilih karena setiap suara seperti peluncuran rudal (melawan musuh),” kata Komandan Dirgantara Garda Revolusi Iran Amirali Hajizadeh kepada media pemerintah.

Presiden berikutnya diperkirakan tidak akan menghasilkan perubahan besar dalam kebijakan program nuklir atau perubahan dalam dukungan terhadap kelompok milisi di Timur Tengah.

Namun ia menjalankan pemerintahan sehari-hari dan dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri dan dalam negeri Iran.