JAKARTA - Pemulihan jaringan listrik adalah yang utama untuk mempercepat upaya tanggap darurat banjir yang melanda Kabupaten Gorontalo dan Bone Bolango, Provinsi Gorontalo sejak lebih dari sepekan lalu. Soal ini diungkap Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan di Jakarta, Sabtu, mengungkapkan bahwa untuk mengatasi kendala tersebut BNPB melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten setempat sudah berkoordinasi dengan multi pihak.
BNPB berharap listrik bisa segera dipulihkan karena, kata dia, hal tersebut telah menghambat fungsi koordinasi dan proses pendataan tim gabungan di sejumlah wilayah terdampak dari dua kabupaten itu.
Pusdalops BNPB mencatat jumlah korban banjir dari tiga kecamatan yakni Biluhu, Dungaliyo, dan Limboto di Kabupaten Gorontalo ada sebanyak 3.233 jiwa yang terdiri dari 990 keluarga.
Banjir di Kabupaten Gorontalo terhitung sejak Kamis (20/6) telah merendam sebanyak 727 unit rumah dan area persawahan seluas 56 hektar. Untuk sementara berdasarkan laporan tim gabungan di lapangan banjir sudah mulai surut pada sebagian besar wilayah, dan pendataan serta upaya pemulihan masih terus dilakukan meski dalam hambatan jaringan listrik.
BACA JUGA:
Pusdalops BNPB juga mengkonfirmasi untuk Kabupaten Bone Bolango masih menghadapi situasi kritis akibat banjir luapan sungai Bone dan diperparah akibat jebol nya tanggul di Desa Masiaga, Rabu, (19/6). Hal demikian mengakibatkan sekitar 398 unit rumah terendam dengan korban sekitar 508 keluarga atau 1.454 jiwa di Kabupaten Bone Bolango.
Kondisi terkini dilaporkan sebagian besar dari korban tersebut mulai membersihkan endapan banjir di rumah masing-masing, namun masih menyisakan sebanyak 65 jiwa yang terpaksa mengungsi menempati kantor kecamatan setempat dan 19 keluarga lainnya di rumah warga/kerabat mereka.
Terlepas dari situ, Abdul memastikan keselamatan para korban banjir menjadi hal yang prioritas di mana pemerintah kabupaten setempat sudah mendirikan sejumlah posko dan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan dasar harian hingga 14 hari ke depan melibatkan ratusan personel tim gabungan terdiri dari BPBD, TNI/Polri, Tagana, dan pemerintah desa setempat.