Bagikan:

JAKARTA - Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan, Steven Langi menyatakan, sebanyak 22.906 keluarga di kabupaten tersebut berisiko stunting.

Jumlah kepala keluarga (KK) di Kabupaten Asmat tercatat sebanyak 23.894 dan tersebar di 25 distrik dan 224 kampung.

"Sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Asmat sebanyak 113.524 jiwa," kata Steven saat dihubungi di Jayapura, Antara, Kamis, 27 Juni. 

Steven menjelaskan balita yang menjadi sasaran intervensi penurunan stunting sebanyak 716 balita yang terdiri atas 195 balita sangat pendek dan 521 balita masuk kategori pendek.

Untuk angka prevalensi stunting di Kabupaten Asmat menurut data orientasi penguatan pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) tahun 2022 tercatat 28,9 persen.

Angka studi status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, tercatat 54,5 persen, sedangkan menurut data e-PPGBM di tahun 2023, terjadi penurunan 27,3 persen (2.622 anak yang ditimbang), sehingga menjadi 27,2 persen.

Ia menambahkan untuk menurunkan angka stunting perlu kerja sama lintas sektor dan itu sudah dilakukan, sehingga secara bertahap kasusnya mengalami penurunan. 

"Melalui penanganan lintas sektor, diharapkan kasus stunting di Kabupaten Asmat terus menurun," ujarnya.