Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyebut pertumbuhan ekonomi akibat pandemi COVID-19 pada awal tahun ini mulai menunjukkan hasil positif. Namun, ia mengaku belum maksimal.

Bank Indonesia mencatat pada triwulan IV 2020, ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar minus 2,19 persen secara tahunan. Angka ini lebih rendah dari perkiraan.

Hal ini ia katakan dalam peresmian pengukaan Kongres XX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tahun 2021. Meski mengaku hasil pertumbuhan ekonomi belum sesuai harapan, namun Jokowi tidak ingin menyerah.

"Ekonomi kita menunjukkan tren yang positif meskipun juga harus kita akui belum maksimal. Tapi tidak ada kata lelah dalam kamus saya, apalagi di masa krisis pandemi yang melanda dunia seperti sekarang ini," kata Jokowi dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Rabu, 17 Maret.

Jokowi menuturkan, pemerintah masih terus bekerja keras memulihkan kesehataan masyarakat dan membangkitkan ekonomi nasional. 

"Berbagai kebijakan telah dilakukan, banyak perogram prioritas diluncurkan yang bertujuan menolong ekonomi rakyat supaya tetap bisa bertahan," ujar dia.

Kepada para kader PMII, Jokowi menyebut dunia telah berbuah dengan cepat dan menimbulkan disrupsi pada semua sektor kehidupan. Sayangnya, perubahan selalu tidak ramah bagi yang tidak siap berubah dan berhenti belajar. 

"Banyak organisasi harus rela digilas perubahan karena tidak sigap beradaptasi dengan perubahan," ungkap dia.

Oleh sebab itu, Jokowi meminta partisipasi para kader PMII untuk menjadi navigasi perubahan sebagai bagian menyelesaikan persoalan-persoalan besar bangsa. 

"PMII harus terus tumbuh dan berkembang menjadi organisasi kepemudaan yang inovatif dan adaptif terhadap hal baru. Buat kader PMII menguasai ilmu dan teknologi itu sifatnya fardhu ain, kewajiban setiap individu kader, karena PMII merupakan laboratorium kepemimpinan generasi muda Islam yang akan ikut menentukan maju atau mundurnya indonesia di masa depan," pungkasnya.