JAKARTA - Serangan udara Israel ke klinik medis di Kota Gaza menewaskan direktur Departemen Ambulans dan Darurat Gaza. Sementara militer Israel mengatakan serangan itu telah menewaskan seorang komandan senior bersenjata Hamas.
Kementerian Kesehatan mengatakan terbunuhnya Hani al-Jaafarawi membuat jumlah staf medis yang tewas akibat tembakan Israel sejak 7 Oktober 2023 menjadi 500 orang. Setidaknya 300 orang lainnya sejauh ini telah ditahan.
Dalam pernyataannya, militer Israel mengatakan serangan itu menargetkan Mohammad Salah, yang dikatakan bertanggung jawab mengembangkan persenjataan Hamas.
“Salah adalah bagian dari proyek pengembangan persenjataan strategis bagi organisasi teroris Hamas, dan dia memimpin sejumlah pasukan teroris Hamas yang berupaya mengembangkan senjata,” katanya dilansir Reuters, Senin, 24 Juni.
Lebih dari delapan bulan setelah pertempuran terjadi, mediasi internasional yang didukung oleh Amerika Serikat sejauh ini gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Hamas mengatakan perjanjian apa pun harus mengakhiri perang, sementara Israel mengatakan mereka hanya akan menyetujui penghentian sementara pertempuran sampai Hamas dilenyapkan.
BACA JUGA:
“Situasi di Tel Al-Sultan, di Rafah barat, masih sangat berbahaya. Drone dan penembak jitu Israel memburu orang-orang yang mencoba memeriksa rumah mereka, dan tank terus mengambil alih wilayah pengawasan Al-Mawasi lebih jauh ke barat,” kata Bassam, penduduk Rafah.
“Kami tahu tentang orang-orang yang terbunuh di jalanan dan kami tahu dan kami melihat puluhan rumah telah dihancurkan oleh pendudukan Israel,” katanya kepada Reuters melalui aplikasi obrolan.