Bagikan:

JAKARTA - Wasekjen DPP PKB Syaiful Huda merespons aspirasi yang muncul dari DPW PKB untuk menduetkan Anies Baswedan dengan Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep. Huda mengatakan, hingga saat ini belum ada komunikasi di tingkat partai atau DPP. 

Huda menekankan, jika PSI bergabung dengan PKB yang berencana berkoalisi dengan parpol yang sama saat Pilpres, maka akan mempengaruhi dinamika Pilkada Jakarta. 

"Saya tidak tahu, itu aspirasi yang berkembang di lapangan, tentu sah sah saja. Tapi saya kira nanti kita serahkan pada partai koalisi apakah misalnya PSI mau bergabung, atau tidak gitu atau keduluan dengan partai lain gitu, itu pasti merubah konfigurasinya," ujar Huda di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 13 Juni. 

Meski begitu, Huda menuturkan, Anies Baswedan masih menjadi calon yang elektabilitasnya tertinggi untuk di Jakarta. Sehingga menurutnya, menambah mitra koalisi masih sangat mungkin. 

"Tapi setau saya, hasil survei mas anies masih tinggi. Artinya potensi untuk ada dinamis untuk bangun koalisi partai itu sangat mungkin," katanya. 

Kendati demikian, Huda mengatakan belum ada komunikasi antar parpol. Begitupun dengan PDIP dan PKS yang juga tertarik mengusung Anies. Baru pembicaraan level daerah. 

"Kami di level antar DPP belom ada komunikasi," katanya. 

"Tapi dapat laporan informal dari temen-temen di Jakarta terutama pak Hasbi katanya sih sudah bangun komunikasi dengan PKS dengan PDIP," sambung Huda. 

Sementara, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep menegaskan bahwa pengurus partainya di tingkat Jakarta, masih terus menjalin komunikasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

Komunikasi itu berkait dengan kerja sama di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024, dan peluang memasangkan Anies Baswedan dengan Kaesang. 

“Kalo itu kan komunikasinya sekarang masih di tingkat provinsi, di teman-teman Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) ya. Tapi kalau saya ditanya siap atau enggak, ya saya harus siap,” ujar Kaesang kepada wartawan, Kamis, 13 Juni.