Bagikan:

JAKARTA - Serangkaian penyelidikan masih dilakukan untuk mengungkap penyebab kecelakaan maut bus Sri Padma Kencana. Sebab, banyak dugaan yang disebut sebagai faktor utamanya.

Bus Sri Padma Kencana yang berisi 66 orang ini jatuh ke jurang saat melintas di Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada 10 Maret.

Sampai sejauh ini, 29 orang dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan, 37 lainnya masih menjalani perawatan medis.

Salah satu dugaan terkuat yang menyebabkan kecelakaan itu yakni, jalanan yang licin. Dugaan itu disampaikan Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Erdi Adrimulan Chaniago. Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, penyebabnya memang mengarah kepada hal tersebut.

Bahkan sebelum jatuh ke jurang, dalam rangkaian kecelakaan itu bus sempat menabrak tiang listirik.

"Tapi sampai saat ini masih didalami juga ya. Karena sampai saat ini kita fokus evakuasi. Nanti baru kita dalami penyebabnya," kata Erdi kepada VOI, Kamis, 11 Maret.

Untuk memastikan penyebab kecelakaan itu, polisi pun sudah melakukan rangkaian pegumpulan informasi. Salah satu cara mengungkap penyebab kecelakaan maut ini dengan mengerahkan tim Traffic Accident Analystic (TAA).

Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat, Kombes Eddy Djunaedi mengatakan, tim TAA ini bakal mencari petunjuk-petunjuk yang nantinya dirangkai menjadi satu kesatuan penyebab kecelakaan maut tersebut.

"Betul, olah tempat kejadian perkara (TKP) saat ini melibatkan tim TAA," ucap Eddy kepada wartawan, Kamis, 11 Maret.

Tapi, Eddy enggan memaparkan hasil sementara olah TKP tersebut. Alasannya, semua peroses pengumpulan informasi masih berlangsung.

"Nanti tunggu hasil olah TKP (secara keseluruhan)," kata dia.

Traffic Accident Analystic merupakan metode proses rekonstruksi dari insiden kecelakaan. Dengan menggunakan metode ini, nantinya bisa terangkai kronologi insiden maut secara lengkap dan akurat.

Bahkan, metode ini juga bisa memperoleh informasi seputar teknis, kondisi kendaraan atau sopir sesaat sebelum kecelakaan terjadi.

Kemudian, polisi juga sudah memeriksa saksi-saksi. Pemeriksaan saksi ini bertujuan untuk mengetahui awal mula terjadinya kecelakaan maut tersebut.

Kasat Lantas Sumedang, AKP Eryda Kaslan mengatakan berdasarkan data per 13 Maret, setidaknya 29 saksi sudah diperiksa. Beberapa di antara mereka merupakan penumpang yang selamat dalam kecelakaan maut tersebut.

"Total 29 orang. Saksi dari TKP (tempat kejadian perkara) kejadian dan saksi korban," ucap Eryda kepada VOI, Sabtu, 13 Maret.

Meski sudah puluhan saksi yang dimintai keterangan, tak menutup kemungkinan jumlahnya bakal bertambah. Sebab, masih banyak saksi korban kecelakaan maut itu yang kondisinya belum stabil.

Dalam mencari mengungkap penyebab kecelakaan maut, polisi juga sudah memeriksa Perusahaan otobus (PO) Sri Padma Kencana. Hanya saja, untuk hasil pemeriksaan belum bisa disampaikan secara gamblang.

"Sudah, untuk hasilnya nanti ya karena menunggu pemeriksaa kondisi bus dari Dinas Perhubungan," kata dia.