Pabriknya di Yangon Terbakar, China Minta Kepastian Hukum dari Rezim Militer Myanmar
Pabrik milik China terbakar di Myanmar. (Twitter/@YeeMonOo_04)

Bagikan:

JAKARTA - Kebakaran terjadi di dua pabrik garmen milik investor China dan Taiwan di Zona Industri Hlaing Tharyar, Yangon, ketika pasukan keamanan rezim militer melakukan tindakan represif terhadap para pengunjuk rasa antikuedta militer Myanmar di daerah tersebut pada Minggu 14 Maret.

melancarkan tindakan keras mematikan lainnya terhadap pengunjuk rasa antikudeta di daerah tersebut.

Seorang pejabat kawasan industri mengatakan, kedua pabrik tersebut adalah Global Fashion, sebuah pabrik garmen yang didukung oleh investor China, dan Tsang Yih, salah satu pabrik sepatu milik asing terbesar di Myanmar yang dioperasikan oleh investor Taiwan.

Badan investasi pemerintah Myanmar, catatan Direktorat Investasi dan Administrasi Perusahaan (DICA) mengungkapkan, Global Fashion dimiliki bersama oleh empat investor China dan seorang warga negara Myanmar. Perusahaan itu terdaftar di Myanmar pada 2018.

Tsang Yih juga merupakan perusahaan milik asing yang dimiliki oleh dua investor Taiwan. Perusahaan terdaftar pada 2014 dan mempekerjakan lebih dari 9.000 pekerja tahun lalu, menurut laporan perusahaan.

Pejabat dari kawasan industri mengatakan penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan. Namun, China Global Television Network yang berbasis di Beijing mengatakan bahwa pabrik-pabrik itu dibakar oleh lebih dari 20 orang dengan sepeda motor.

Outlet media China mengklaim bahwa tersangka membawa batang besi, kapak dan bensin, dan menabrak petugas keamanan, membakar pintu masuk pabrik dan di gudang.

Terpisah, seorang juru bicara Kedutaan Besar China di Myanmar mengatakan,  banyak pabrik milik China di Kawasan Industri Hlaing Tharyar dijarah dan dibakar oleh penjahat pada Minggu sore, menurut Paukphaw, media yang didanai China.

Juru bicara mengatakan, banyak staf China terluka dan beberapa karyawan terjebak beberapa saat oleh api.

Terkait hal ini, Kedutaan Besar China membahasnya dengan Kamar Dagang Perusahaan China Myanmar. Mereka juga meminta aparat keamanan rezim militer Myanmar memberi kepastian hukum, mengambil langkah efektif untuk memastikan keamanan perusahaan dan warga China.

"China meminta Myanmar untuk mengambil tindakan efektif lebih lanjut untuk menghentikan semua tindakan kekerasan, menyelidiki dan menangani pelaku terkait sesuai dengan hukum, dan memastikan keselamatan jiwa dan properti perusahaan dan personel China di Myanmar," sebut juru bicara dalam pernyataan resminya, melansir The Irrawaddy.

"Kami menyerukan kepada rakyat Myanmar untuk menyatakan tuntutan mereka secara legal dan tidak dihasut atau digunakan untuk merusak kerjasama persahabatan antara China dan Myanmar," tambah juru bicara itu.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.