Bagikan:

LAMPUNG - Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengatakan pentingnya menaikkan taraf hidup dan ekonomi para petani karet di Indonesia.

Moeldoko mengatakan bahwa Presiden turut prihatin dengan kondisi petani karet. Menurutnya, terdapat dua isu yang dihadapi, yaitu penurunan harga serta produktivitas yang menurun.

“Sempat bahkan ada kebijakan pemerintah untuk membeli hasil dari para petani karet, ini prihatin sekali,” ujarnya dalam kunjungan kerja ke perkebunan karet yang terletak di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung, Senin 13 Mei.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) dari industri karet, barang dari karet dan plastik turun 7,18 persen, dari Rp. 16,6 triliun pada kuartal II/2022 menjadi Rp. 15,85 triliun pada kuartal II/2023.

Moeldoko yang juga selaku Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) bekerja sama dengan PT. Mercu BioTech Nusantara untuk penggunaan teknologi mercu tap system.

Teknologi ini dapat menambah produktivitas karet hingga 300 persen. Selain itu, pemanfaatan teknologi tersebut juga dapat digunakan dalam segala cuaca, termasuk dalam cuaca dengan curah hujan cukup tinggi. “Saya yakin riset dan teknologi ini dapat membawa perubahan positif untuk para petani karet, hasilnya petani karet bisa segera kaya” ungkapnya.

Moeldoko berharap dengan dilaksanakannya pilot project penerapan teknologi mercu tap system di Tulang Bawang Barat, Lampung ini dapat meningkatkan efektifitas serta efisiensi waktu produktivitas petani dan juga turut meningkatkan kesejahteraan para petani karet tidak hanya di Lampung tapi juga di wilayah lainnya.

“Nanti setelah hasilnya baik, petani jangan sampai salah jalan. Hasilnya untuk memperbaiki kondisi pertaniannya, yang tadinya tidak bisa beli pupuk, segera belikan,” tegas Moeldoko.

Dalam kesempatan tersebut, Dato Sri Ahmad Sukimi, CEO Mercu BioTech Nusantara mengatakan alasannya memilih Indonesia dalam penerapan teknologi ini dikarenakan potensi ekonomi yang dimiliki Indonesia di masa depan sangat besar, dan juga luas lahan karet di Indonesia termasuk kedua terbesar di dunia.

“Kajian dari teknologi ini sudah 12 tahun, kita harap bisa bantu meningkatkan kesejahteraan para petani karet di Indonesia,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Dato Sri Ahmad menyampaikan bahwa teknologi ini tidak melukai pohon karet dalam proses penyadapannya. Selain itu, pihaknya siap membantu dalam penerapan teknologi tersebut serta sebagai pembeli (off-taker). Bahkan harga beli lateks ini bisa jauh lebih tinggi dari harga saat ini.

“Kami harap penerapan teknologi ini tidak berhenti di Lampung, dan bisa segera diterapkan pada lahan-lahan perkebunan rakyat maupun milik pemerintah Indonesia,” sebutnya.

Kantor Staf Presiden telah bekerjasama dengan pihak Mercu BioTech Nusantara dalam mengimplementasikan teknologi baru ini untuk meningkatkan produktivitas hasil dan kepastian pembelian dengan harga yg relatif dua kali lipat dari harga yang didapat petani sebelumnya.

Petani karet, Is Alfarizi menyebutkan penerapan teknologi mercu tap system telah menaikkan produksi karet di perkebunan karet miliknya. Dengan menggunakan metode ini selama dua minggu, sudah menghasilkan 211 kg getah karet dari yang sebelumnya hanya mencapai 15-20 kg.

“Dulu kalau hujan tidak bisa apa-apa, sekarang pakai teknologi ini sudah gak lihat cuaca dan hasilnya banyak,” pungkasnya.