Bagikan:

JAKARTA - Diperkirakan 360.000 orang telah meninggalkan kota Rafah paling selatan Gaza selama sepekan terakhir, menurut badan bantuan utama PBB di Gaza, UNRWA.

Orang-orang keluar dari Rafah menyusul seruan evakuasi Israel menjelang rencana serangan darat besar-besaran.

Setidaknya 60.000 orang telah keluar dari Rafah sejak Minggu, 12 Mei, menurut UNRWA.

“Sementara itu, di utara #Gaza, pemboman dan perintah evakuasi lainnya telah menciptakan lebih banyak pengungsian dan ketakutan bagi ribuan keluarga. Tidak ada tempat untuk pergi. TIDAK ada keamanan tanpa #gencatan senjata,” kata UNRWA lewat unggahan X, dilansir dari CNN, Senin, 13 Mei.

Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal UNRWA, sehari sebelumnya memperingatkan sebagian besar orang di wilayah tersebut rata-rata sudah pindah sebulan sekali untuk menghindari pemboman Israel.

"Klaim 'zona aman' adalah salah dan menyesatkan. Tidak ada tempat yang aman di #Gaza. Titik." katanya.

Para pejabat tinggi AS mengulangi peringatan keras pada akhir pekan terhadap invasi Israel ke Rafah, dan memperkirakan serangan darat akan mengakibatkan banyak korban sipil.