Bagikan:

JAKARTA - Salah satu tradisi masyarakat Betawi, palang pintu, menjadi pembuka acara tahunan, Lebaran Tenabang 2024 di Jalan K.H Mas Mansyur, Jakarta Pusat.

Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Chaidir mengatakan Lebaran Tenabang menjadi acara silaturahmi bagi warga Tanah Abang yang sebagian besar sudah berpindah ke daerah penyangga di kawasan Bodetabek.

"Ini diadakan di penghujung (bulan) Syawal memang sangat menarik karena tiap tahun selalu diadakan,"  kata Chaidir saat ditemui pada pembukaan Lebaran Tenabang di kantor Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat dilansir ANTARA, Sabtu, 11 Mei.

Menurut dia, meski masyarakat banyak yang pindah ke daerah pinggir Jakarta, pasti mereka masih cinta sama kampung halamannya di Tanah Abang.

Chaidir juga menjelaskan Tanah Abang merupakan kecamatan terbesar dari delapan kecamatan di Jakarta Pusat.

Tanah Abang juga memiliki ciri khas dalam merayakan Lebaran, yakni salah satunya dengan menampilkan budaya dan seni Betawi, seperti palang pintu, adu silat, hingga lomba "ngeset" atau menguliti kambing.

Salah satu tokoh masyarakat Tanah Abang, Riano Ahmad, menjelaskan Lebaran Tenabang merupakan acara tahunan yang sudah digelar selama delapan kali.

Sebelum akhirnya dipromosikan dan didukung penuh oleh Pemerintah Kota Jakarta Pusat, acara halal bihalal warga setempat itu awalnya diinisiasi oleh gabungan organisasi masyarakat di Tanah Abang.

"Awalnya teman-teman punya semangat kearifan lokal menggelar Lebaran Tenabang, jadi berinisiatif sendiri, bahkan kita patungan bersama-sama untuk buat acara ini. Akhirnya kemudian mendapat perhatian serius dari Sudin Kebudayaan Jakarta Pusat," kata Riano yang juga anggota DPRD DKI Jakarta.

Lebaran Tenabang 2024 digelar di Jalan K.H. Mas Mansyur, tepatnya di depan Kantor Kecamatan Tanah Abang.

Acara ini digelar satu hari penuh hingga malam nanti pukul 19.00-21.00 WIB.

Acara dimeriahkan oleh adanya lomba "ngeset" kambing, lomba koreografi silat, peragaan jalan jurus silat Tenabang, hingga penampilan orkes melayu dari Samrah Sikumbang.

Tampak puluhan gerai makanan dan kerajinan tangan khas Betawi juga berjejer di sepanjang jalan.

Masyarakat pun antusias mencicipi dodol khas Betawi yang dijual Rp10 ribu per bungkus.

"Setiap tahun memang selalu ke sini, karena banyak jajanan. Ada musik dan tari-tarian juga di panggung. Seru untuk ajak anak ke sini karena gratis juga," kata salah satu pengunjung, Yusuf asal Kelurahan Kebon Kacang.