Bagikan:

JAKARTA - Sekurangnya 15.000 korban jiwa dan melukai 33.000 orang tercatat dari korban konflik Sudan yang telah berlangsung dari April 2023 hingga saat ini. Data ini diungkap oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 8 Mei.

Ia menambahkan menambahkan bahwa ada 15 juta orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan.

“Lebih dari 15.000 kematian dan 33.000 korban terluka dilaporkan sejak awal konflik pada April tahun lalu. Lima belas juta orang membutuhkan bantuan kesehatan kemanusiaan yang mendesak,” kata Tedros, mengutip ANTARA, Kamis, 9 Mei.

Konflik di negara Afrika tersebut menyebabkan hampir sembilan juta orang mengungsi dan separuh di antaranya adalah anak-anak, yang akses ke layanan kesehatannya sangat terbatas, katanya.

Ia juga menyebutkan bahwa lebih dari 70 persen rumah sakit di negara bagian terdampak konflik dan hampir separuh fasilitas kesehatan di negara bagian lainnya tidak lagi berfungsi.

"Rumah-rumah sakit yang masih beroperasi kewalahan oleh orang-orang yang mencari pengobatan, yang kebanyakan adalah pengungsi internal,” kata Tedros.

Sudan terpecah belah akibat konflik antara paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) dan tentara Sudan sejak April 2023.

Semenjak itu, para pihak yang bertikai sudah menerapkan beberapa kali gencatan senjata sementara secara nasional, namun belum ada yang membantu menyelesaikan konflik.

Pada Oktober 2023, mereka kembali melakukan negosiasi yang dimediasi Arab Saudi di Jeddah, namun pertempuran masih terus terjadi.