Bagikan:

JAKARTA- Mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan tak perlu dibela dalam persidangan kasus dugaan pemerasan dan penerimaan gratifikasi.

Pernyataan itu disampaikannya kepada para saksi yang dihadirkan dalam persidangn yakni, Direktur Perbenihan Perkebunan Kementan, Gunawan; Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Hermanto; Kasubag Tata Usaha dan Rumga Kementan, Lukman Irwanto; dan Bendahara Pengeluaran Direktorat Jendral Prasarana Sarana Pertanian Kementan, Puguh Hari Prabowo.

"Bismilahirohmanirohim. Yang Mulia, yang kami cintai kami hormati, Pak Jaksa Penuntut Umum (JPU), para saksi. Pada kesempatan ini Yang Mulia, saya berharap dijawab dengan hati aja, karena pertanyaanya juga ringan-ringan, jangan bela saya, saya tidak perlu dibela. Yang kalian harus sampaikan," ujar SYL dalam persidangan di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu, 8 Mei.

SYL juga meminta para saksi untuk berkata jujur. Sebab, ia sudah siap dengan seluruh konsekuensi hukum dalam proses peradilan.

"Karena ini bekas anak-anak saya Pak, temen-temen JPU, maafkan saya. Artinya jawab dengan sejujurnya aja, saya sudah siap dengan segalanya kok," sebutnya.

SYL melayangkan tiga pertanyaan kepada seluruh saksi seputar perjalanan dinas ke Brasil, Amerika. Kemudian, permasalahan seperti el nino, kenaikan harga daging, tahu dan tempe hingga pupuk.

"Yang pertama, perjalanan ke Brasil itu, ini kan jauh banget, 34 jam. Kalian tahu nggak isinya apa? Yang perintah saya kan negara, Presiden, dan itu hasil keputusan ratas. Di sana itu ada nggak persoalan dalam negeri yang lagi tidak baik-baik, antara lain harga tempe, tahu lagi naik. Jawab saya. Lagi naik nggak? Kira-kira sebentar itu jawaban saya, adik-adik ku. Yang kedua, ada nggak persoalan dengan daging mulai naik karena terjadi el nino ? Sehingga suplai dari Australia berkurang bapak ?.Maaf saya terangkan saja karena terbakar di sana, kita bersoal 280 juta orang itu tanggung jawab saya, saya dipaksa oleh presiden untuk berangkat juga melalui sebuah ratas. Maafkan saya bapak," ucap SYL.

"Yang terakhir, tahu nggak kalau masalah pupuk juga bersoal di seluruh dunia? Dan saya harus berhadapan dengan pertemuan dengan Rusia dan Ukraina di sana bapak, yang harus keluar dari Ukraina dan berada di apa namanya negaranya itu, Venezuela, hanya untuk membicarakan masalah pupuk. Nah sekarang ini perjalanan dinas atau perjalanan non dinas gitu? Sementara anggaran kita turun pak, dari Rp24 triliun menjadi Rp14 triliun. Saya mau tanya kalian, satu, apakah ada perintah saya untuk kumpul-kumpul uang ? Atas nama itu ada nggak?" sambung SYL.

Tak hanya itu, SYL juga mempertanyakan mengenai pernah tidaknya saksi mendengar perintahnya meminta uang atau memberikan ancaman.

Para saksi kompak menyatakan tak pernah mendengar langsung perintah tersebut dari SYL.

"Tidak ada, ya kan perintah dari Pak Sekjen," jawab Hermanto.

"Pernahkan saya mengancam-ancam orang dalam semua pertemuan, 'kalau kau nggak ikutin saya, saya pecat kamu' pernah nggak?" tanya SYL.

"Secara langsung dari Pak Menteri, saya, Pak SYL tidak," jawab Hermanto.

"Pak Gunawan, kau kan Eselon II. Kau pasti pernah berhadapan sama saya, kamu pernah nggak mendengar?" tanya SYL.

"Tidak pernah," jawab Gunawan.

"Pernah nggak kau merasa saya paksa atau saya ancam gitu?" tanya SYL.

"Tidak Pak," jawab Gunawan.

"Jawab ke Allah," timpal SYL.

"Tidak Pak," jawab Gunawan.

Selanjutnya, SYL menyatakan perjalanan dinasnya ke Brasil hingga Amerika menggunakan pesawat untuk mengurus masalah yang dihadapi Kementan. Masalah itu di antaranya pertemuan menteri pertanian seluruh dunia hingga persoalan pangan.

"Saya yakin ini jalan karena selama kami, Pak, harga nggak naik, beras nggak naik, karena ini ada kaitannya dengan apa yang ada. Jadi perjalanan-perjalanan pakai pesawat dan lain-lain itu untuk kepentingan itu bapak. Yang terakhir bapak, maafkan saya, kan menghadapi PMK dan antraks dan ini yang ditakuti dunia dan kami aman Pak. Perjalanan ke USA itu best practic Indonesia di dunia pertemuan antara seluruh menteri pertanian di dunia untuk menaikan anggaran pangan di seluruh dunia. Kalian tahu itu?" tanya SYL.

"Nggak, saya Pak," jawab Hermanto.

"Kamu?" tanya SYL.

"Tahu," jawab Gunawan.

"Jadi itu bapak, maapkan saya kalau sedikit. Dua hal itu menjadi bagian-bagian yang saya anggap penting untuk, semua juga harus tahu itu bahwa ini untuk kepentingan kita, 280 juta orang. Terima kasih Pak, saya akan jawab secara tertulis nanti saat pembelaan," kata SYL.