JAKARTA - Sayap bersenjata kelompok militan Palestina Hamas mengaku bertanggung jawab pada Hari Minggu atas serangan terhadap penyeberangan Kerem Shalom antara Israel dan Gaza, yang menurut laporan media Israel dan Palestina menimbulkan korban di pihak Israel.
Militer Israel mengatakan 10 proyektil diluncurkan dari Rafah di Gaza selatan menuju area penyeberangan, dikutip dari Reuters 6 Mei.
Sayap bersenjata Hamas mengatakan mereka menembakkan roket ke pangkalan militer Israel di persimpangan tersebut, namun tidak mengonfirmasi dari mana mereka menembakkannya. Media Hamas mengutip sumber yang dekat dengan kelompok tersebut yang mengatakan penyeberangan komersial bukanlah sasarannya.
Serangan Hari Minggu terhadap penyeberangan tersebut terjadi ketika meredupnya harapan perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung di Kairo.
Pihak Israel Defense Forces (IDF) mengatakan telah menutup penyeberangan Kerem Shalom dengan Jalur Gaza untuk truk-truk bantuan kemanusiaan, menyusul serangan roket Hamas dari daerah Rafah, dikutip dari The Times of Israel.
Tak lama setelah serangan Hamas, serangan udara Israel menghantam sebuah rumah di Rafah yang menewaskan tiga orang dan melukai beberapa lainnya, kata petugas medis Palestina.
Militer Israel mengonfirmasi serangan balasan tersebut, dengan mengatakan serangan tersebut mengenai peluncur tempat proyektil Hamas ditembakkan, serta “struktur militer” di dekatnya.
"Peluncuran yang dilakukan Hamas di dekat Penyeberangan Rafah adalah contoh nyata eksploitasi sistematis yang dilakukan organisasi teroris terhadap fasilitas dan ruang kemanusiaan, dan mereka terus menggunakan penduduk sipil Gaza sebagai tameng manusia," kata militer Israel.
Hamas membantah tuduhan bahwa mereka menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.
BACA JUGA:
Diketahui, lebih dari satu juta warga Palestina berlindung di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir.
Konflik terbaru Hamas dan Israel pecah pada 7 Oktober 2023, saat kelompok militan Palestina melancarkan serangan ke Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang dan 252 sandera, menurut penghitungan Israel.
Sebagai respons, Israel membombardir dan mengepung Gaza yang menyebabkan lebih dari 34.600 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 77.000 orang terluka menurut Kementerian Kesehatan Gaza.