JAKARTA - Jenazah Putu Satria Ananta Rustika, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta yang menjadi korban tewas akibat dianiaya seniornya, telah rampung diautopsi. Hasilnya, ditemukan banyak luka memar di tubuhnya.
"Secara umum didapatkan berupa memar pada mulut, lengan atas dan dada," ujar Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati Brigjen Hariyanto kepada VOI, Sabtu, 4 Mei.
Tak hanya itu, dari hasil autopsi juga ditemukan luka pada organ dalam dari Putu Satria Ananta Rustika. Satu di antaranya memar di paru-paru.
"Luka lecet di bibir, memar pada paru, dan perbendungan organ dalam," sebut Heriyanto
BACA JUGA:
Adapun, proses autopsi berlangsung selama tiga jam yang dimulai sekitar pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB.
"Jenasah masih di RS Polri, Info besok pagi diterbangkan ke Bali," kata Heriyanto.
Aksi penganiayaan yang dialami Putu Satria Ananta Rustika berawal saat bersama empat rekannya. Kala itu, mereka berada di area Gedung Pendidikan. Tiba-tiba mereka dipanggil oleh seniornya dan ditegur karena mengenakan pakaian olahraga saat berada di Gedung Pendidikan. Mereka langsung dibawa ke kamar mandi.
Di sanalah, senior itu diduga menganiaya Putu Satria Ananta Rustika. Lima kali pukulan disebut diarahkan ke bagian ulu hati. Dalam penanganan kasus dugaan penganiayaan ini, polisi bergerak cepat. Setidaknya ada 10 mahasiswa STIP yang diamankan.
Mereka akan dimintai keterangan. Tujuannya untuk mengatahui secara detail rangkaian aksi penganiayaan tersebut. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra menyebut berdasarkan alat bukti yang sudah dikumpulkan, penyidik sudah mulai memetakan sosok pelaku.
"Sementara terindikasi ada yang kita sudah curigai," ujar Wira.
Kendati demikian, proses pemeriksaan saksi dan pengumpulan alat bukti masih dilakukan. Sehingga, nantinya dapat menguatkan atau mengerucutkan sosok pelaku penganiayaan.
"Nanti kita akan pastikan ketika diambil keterangan lebih lanjut," kata Wira