JAKARTA - Polda Metro Jaya menyatakan kelompok di kasus pabrik tembakau sintetis Pinaca mendapatkan bahan baku dari China. Bahkan, proses transaksi menggunakan crypto.
"Kemudian perkusornya ini dibeli dari China untuk transaksi pembayarannya mereka menggunakan crypto," ujar Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suyudi Ario Seto kepada wartawan, Kamis, 2 Mei.
Seluruh bahan baku tembakau sintetis Pinaca dibeli oleh F yang merupakan pemodal dari pabrik narkoba tersebut. Tak hanya itu, dia juga menyediakan peralatan hingga biaya akomodasi.
"Ini yang menarik dari jaringan ini adalah Pinaca-nya, kalau biasanya Pinaca-nya dari luar, kalau ini nggak, Pinaca-nya yang dibikin dari sini. luar biasa," sebutnya.
Dari hasil pendalaman, tersangka F memperolah ilmu membuat tembakau sintetis Pinaca dari salah satu website. Kemudian, mengajarkannya kepada tersangka lain.
"Untuk panduannya itu diambil dari sebuah website; dari website online. Jadi dia belajar dari situ, dan itu yang dia turunkan kepada laboratorius itu. Jadi sambil dipandu tuh, dipandu melalui handphone dan CCTV," kata Suyudi.
Sebelumnya diberitakan, Polda Metro Jaya membongkar keberadaan laboratorium atau pabrik tembakau sintetis (MDMP-4en) jenis Pinaca di perumahan Mountain View Sentul City, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan pemeriksaan, para tersangka yang terlibat merupakan jaringan internasional.
Dalam kasus ini, ada lima orang yang ditetapkan tersangka. Mereka merupakan pengendali atau pemodal hingga peracik narkoba berinisial F, S, H, B, dan GBH.
BACA JUGA:
Para tersangka dipersangkakan dengan Pasal 113 ayat 2 subsider Pasal 114 ayat 2 subsider Pasal 112 ayat 2 Jo Pasal 132 ayat 2 Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Sehingga, terancam pidana penjara maksimal seumur hidup atau 20 tahun.