Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyerukan untuk membenci produk asing dan mencintai produk dalam negeri. Penggunaan kata "benci" menjadi ramai dibicarakan, bahkan negara importir juga mempertanyakan.

Menurut pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia, Agus Pambagio, seruan benci produk asing Jokowi bisa menghambat program penurunan angka stunting di Indonesia.

Stunting adalah kondisi ketika anak lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Hal ini terjadi karena kurangnya asupan gizi pada periode awal pertumbuhan.

"Presiden perlu konsultasi dengan ahli komunikasi dan hubungan internasional sebelum menyampaikan pernyataan. Permintaan presiden memang wajar. Tapi kita perlu ingat, presiden punya program stunting," kata Agus dalam tayangan Youtube medcom id, Minggu, 7 Maret.

Bicara soal upaya menurunkan angka stunting, maka harus meningkatkan perbaikan gizi balita. Masalahnya, kata Agus, 80 persen pasokan susu di Indonesia, bahan bakunya adalah impor.

"Produksi dalam negeri sapi dalam negeri hanya bisa 20 persen dan sudah terserap semua oleh bisnis susu. Sekarang kalau kita bicara benci (produk asing), itu menurut saya agak berbahaya," ujar dia.

Berkaitan dengan hal itu, Agus menganggap ucapan Presiden Joko Widodo yang menyerukan membenci produk asing bisa membahayakan kondisi hubungan internasional.

Agus memahami penjelasan istana bahwa maksud seruan Jokowi adalah memotivasi pelaku usaha dalam negeri seperti UMKM agar bisa bersaing di pasar. Namun, Indonesia sedang membutuhkan produk luar, terlebih di masa pandemi ini seperti vaksin COVID-19.

"Katanya maksud presiden baik, tetapi di komunikasi hubungan internasional itu bisa berbahaya. Di satu sisi kita sedang minta berbagai fasilitas dukungan karena pandemi, tapi di sisi lain membenci produk. ini harus hati-hati," ungkap dia.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menggaungkan agar masyarakat mulai membenci produk luar negeri, dan beralih mencintai produk dalam negeri. Hal tersebut bertujuan agar penjualan dari produsen lokal bisa meningkat ke depannya.

Orang nomor satu di tanah air ini menegaskan, dengan adanya rasa cinta terhadap produk lokal, akan menempatkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di tempat yang strategis.

Melihat ramainya respons masyarakat, Jokowi menjelaskan ajakan tersebut merupakan tindakan yang wajar agar Indonesia tidak melulu ketergantungan produk impor. Sehingga masyarakat Indonesia bisa mengutamakan produk buatan dalam negeri.

"Kemarin saya sampaikan untuk cinta produk Indonesia, untuk bangga terhadap produk Indonesia dan boleh saja kita tidak suka terhadap produk asing. Masa tidak boleh kita tidak suka, kan boleh saja tidak suka pada produk asing. Saya ngomong benci produk asing, gitu aja ramai. Boleh kan kita tidak suka pada produk asing," ujar Jokowi.