Seruan Benci Produk Asing dari Jokowi Bisa Bahayakan Hubungan Internasional
Ilustrasi (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia, Agus Pambagio menganggap ucapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyerukan membenci produk asing bisa membahayakan kondisi hubungan internasional.

Agus memahami penjelasan istana bahwa maksud seruan Jokowi adalah memotivasi pelaku usaha dalam negeri seperti UMKM agar bisa bersaing di pasar. Namun, Indonesia sedang membutuhkan produk luar, terlebih di masa pandemi ini seperti vaksin COVID-19.

"Katanya maksud presiden baik, tetapi di komunikasi hubungan internasional itu bisa berbahaya. Di satu sisi kita sedang minta berbagai fasilitas dukungan karena pandemi, tapi di sisi lain membenci produk. Ini harus hati-hati," kata Agus dalam tayangan Youtube medcom id, Minggu, 7 Maret.

Tantangan lainnya adalah minimnya barang impor yang terjadi setelah ucapan Jokowi tersebut. Agus mempertanyakan, apakah Indonesia sudah mampu memenuhi kebutuhan produk esensial maupun nonesensial di pasaran.

"Kalau barang-barang impor dikurangi, apa kita bisa buat? Ini pertanyaan-pertanyaan bukan untuk mengecilkan, Tetapi mari kita bikin serius bagaimana menanggulangi ini? Itu kita bisa bikin enggak?" tuturnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menggaungkan agar masyarakat mulai membenci produk luar negeri, dan beralih mencintai produk dalam negeri. Hal tersebut bertujuan agar penjualan dari produsen lokal bisa meningkat ke depannya.

Orang nomor satu di tanah air ini menegaskan, dengan adanya rasa cinta terhadap produk lokal, akan menempatkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di tempat yang strategis.

Melihat ramainya respons masyarakat, Jokowi menjelaskan ajakan tersebut merupakan tindakan yang wajar agar Indonesia tidak melulu ketergantungan produk impor. Sehingga masyarakat Indonesia bisa mengutamakan produk buatan dalam negeri.

"Kemarin saya sampaikan untuk cinta produk Indonesia, untuk bangga terhadap produk Indonesia dan boleh saja kita tidak suka terhadap produk asing. Masa tidak boleh kita tidak suka, kan boleh saja tidak suka pada produk asing. Saya ngomong benci produk asing, gitu aja ramai. Boleh kan kita tidak suka pada produk asing," ujar Jokowi.

Terpisah, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Dany Amrul Ichdan mengaku sejumlah duta besar dari negara-negara importir seperti Amerika Serikat hingga China mempertanyakan maksud Presiden Joko Widodo yang menyerukan benci produk asing.

"Temen-temen di Kedutaan Besar Amerika, Duta Besar China, Duta Besar Taiwan bertanya, 'what does it mean?' soal ucapan Presiden," kata Dany.

Lalu, pihak kepresidenan dan Duta Besar RI di negara tersebut menjelaskan bahwa Jokowi hanya sekadar membangkitkan semangat produk luar negeri dan UMKM. Jokowi tidak ada maksud menyinggung negara asing yang mengekspor produknya ke Indonesia.

"Saya jelaskan ini memberikan semangat dalam negeri, tapi tidak dalam kontekstual benci negaranya, atau produk dari luar, kebangkitan kita. Jadi, internal konteksnya," kata dia.